Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Studi: KB Hormonal Bikin Perempuan Berisiko Terkena Stroke

ilustrasi pil kontrasepsi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
ilustrasi pil kontrasepsi (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Intinya sih...
  • Sudah lama diketahui bahwa KB hormonal memiliki sejumlah efek samping dan risiko tersendiri bagi perempuan.
  • Kontrasepsi hormonal meningkatkan risiko stroke iskemik dan serangan jantung pada perempuan.
  • Meskipun KB hormonal efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi tetap penting bagi perempuan untuk memahami potensi risikonya terhadap kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang sebelum memutuskan menggunakannya.

Beberapa bentuk kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan risiko yang lebih tinggi terhadap stroke iskemik dan serangan jantung, menurut studi yang diterbitkan pada Febuari 2025. Studi ini menyelidiki penggunaan kontrasepsi dan risiko kardiovaskular pada lebih dari dua juta perempuan.

Secara global, diperkirakan 250 juta perempuan menggunakan kontrasepsi hormonal. Meskipun penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya hubungan potensial dengan stroke iskemik dan serangan jantung, tetapi temuan tersebut tidak konsisten.

Ada juga kekurangan bukti mengenai efek kombinasi hormon yang berbeda, bagaimana cara penggunaannya (misalnya, pil, implan, suntikan, cincin vagina, atau koyo), dan lama penggunaannya.

Risiko stroke dan serangan jantung pada pengguna kontrasepsi hormonal

Dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, perempuan memiliki risiko terbesar jika mereka menggunakan cincin vagina atau koyo (patch)—alat kontrasepsi tersebut mengandung estrogen dan progestin.

Cincin vagina meningkatkan risiko stroke 2,4 kali lipat dan risiko serangan jantung 3,8 kali lipat, sedangkan KB koyo meningkatkan risiko stroke 3,4 kali lipat.

Pil kombinasi—yang juga mengandung estrogen dan progestin, dan merupakan bentuk kontrasepsi yang paling banyak digunakan—memiliki risiko stroke dan serangan jantung dua kali lipat.

Demikian juga kontrasepsi yang hanya mengandung progestin, termasuk pil dan KB implan, menyebabkan risiko stroke dan serangan jantung yang sedikit lebih tinggi, meskipun lebih rendah daripada pil KB kombinasi.

Terlepas dari temuan ini, para peneliti menekankan bahwa risiko penggunaan kontrasepsi ini masih cukup rendah.

Angka kejadian

ilustrasi perempuan mengalami serangan jantung (freepik.com/stefamerpik)
ilustrasi perempuan mengalami serangan jantung (freepik.com/stefamerpik)

Studi ini mengandalkan data yang dikumpulkan antara tahun 1996 hingga 2021, pada lebih dari dua juta perempuan Denmark, yang semuanya berusia antara 15 hingga 49 tahun.

Data peserta tidak diikutsertakan jika mereka memiliki riwayat pembekuan darah, kanker, hati, penyakit ginjal, sindrom ovarium polikistik (PCOS), endometriosis, atau pengobatan infertilitas, menggunakan obat psikiatri, terapi hormon atau telah menjalani histerektomi.

Selama waktu itu, para peneliti mencatat 4.730 mengalami stroke dan 2.072 serangan jantung di antara para peserta. Mereka juga mengikuti penggunaan kontrasepsi dari para partisipan.

Untuk orang yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal, tingkat stroke iskemik adalah 18 dari 100.000 orang per tahun. Ini berarti jika mengamati 100.000 orang yang tidak menggunakan kontrasepsi selama satu tahun, kemungkinan besar hanya terjadi 18 kali stroke.

Sebagai perbandingan, angka kejadiannya adalah 39 stroke per 100.000 orang dalam satu tahun untuk perempuan yang menggunakan pil KB kombinasi oral, 33 untuk mereka yang menggunakan pil progestin saja dan 23 untuk perempuan yang menggunakan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD).

Untuk serangan jantung, angka kejadiannya adalah 8 dari 100.000 orang per tahun untuk perempuan yang tidak menggunakan kontrasepsi hormonal. Angka kejadiannya hingga 18 serangan jantung untuk pengguna kontrasepsi oral kombinasi, 13 serangan jantung untuk pengguna pil progestin saja dan 11 serangan jantung untuk pengguna IUD.

Adapun faktor-faktor lain yang berpotensi berpengaruh termasuk usia, tingkat pendidikan, dan kondisi yang sudah ada seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.

Risiko dan efek samping

Jauh sebelum temuan ini, sebenarnya telah lama diketahui bahwa KB hormonal memiliki sejumlah efek samping dan risiko tersendiri bagi perempuan.

Berikut adalah efek sampingnya:

  • Efek samping mental dan emosional: Kecemasan, depresi, dan stres. 
  • Efek samping fisik: Memengaruhi siklus tidur, sakit kepala ringan dan migrain, dan penambahan berat badan.
  • Efek samping menstruasi: Pendarahan terobosan (pendarahan atau bercak yang terjadi di luar jadwal menstruasi), gangguan ovulasi.
  • Efek samping seksual: Menurunnya gairah seksual dan ketidaknyamanan vagina.

Sementara risiko yang bisa didapatkan, selain stroke dan serangan jantung, dapat berupa:

  • Peningkatan risiko terhadap kondisi tertentu.
  • Kekurangan vitamin.
  • Kista ovarium.
  • Hipertensi.
  • Pembekuan darah.
  • Osteoporosis.
  • Kanker payudara.
  • Kanker serviks.
  • Batu empedu.

Meskipun KB hormonal efektif dalam mencegah kehamilan, tetapi tetap penting bagi perempuan untuk memahami potensi risikonya terhadap kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang sebelum memutuskan menggunakannya. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk membantu memutuskan kontrasepsi terbaik bagi kamu dan pasangan.

Referensi

Yonis, Harman, Ellen Løkkegaard, Kristian Kragholm, Christopher B Granger, Amalie Lykkemark Møller, Lina Steinrud Mørch, Christian Torp-Pedersen, and Amani Meaidi. “Stroke and Myocardial Infarction with Contemporary Hormonal Contraception: Real-World, Nationwide, Prospective Cohort Study.” BMJ, February 12, 2025, e082801.
"Study Finds Certain Kinds of Birth Control Could Raise Stroke, Heart Attack Risk". Health. Diakses Mei 2025.
"Oral Contraceptive Pills". National Library of Medicine. Diakses Mei 2025.
"The Effects of Hormonal Birth Control on Your Body". Healthline. Diakses Mei 2025.
"Popular Birth Control Pills Linked to Increased Risk of Stroke and Heart Attack". SciTechDaily. Diakses Mei 2025.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Misrohatun H
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us