Kimberly F. Breglio et al., “Nicotinamide for Skin Cancer Chemoprevention,” JAMA Dermatology, September 17, 2025, https://doi.org/10.1001/jamadermatol.2025.3238.
"This Over-the-Counter Vitamin B3 Supplement May Help Prevent Skin Cancer." SciTechDaily. Diakses September 2025.
Studi: Vitamin B3 Bantu Turunkan Risiko Kanker Kulit

- Nicotinamide atau nicotinamide (bentuk dari vitamin B3) terbukti menurunkan risiko kanker kulit, menurut temuan studi terbaru.
- Efek protektif terutama terlihat pada kanker kulit jenis karsinoma sel skuamosa.
- Temuan ini memperkuat hasil uji klinis Australia 2015 dan menunjukkan nicotinamide sebagai pilihan pencegahan yang murah, aman, dan mudah diakses.
Vitamin B3 dalam bentuk niacinamide (atau nicotinamide), ternyata bisa menjadi cara mudah untuk melawan kanker kulit. Penelitian terbaru yang melibatkan lebih dari 33.000 veteran di Amerika Serikat menemukan bahwa konsumsi rutin nicotinamide (500 mg, dua kali sehari selama lebih dari 30 hari) dapat menurunkan risiko kanker kulit hingga 14 persen.
Yang lebih mengejutkan, bagi mereka yang sudah pernah didiagnosis kanker kulit sebelumnya, risiko kambuhnya penyakit ini bisa turun drastis hingga 54 persen. Efek perlindungan ini terlihat pada dua jenis kanker kulit paling umum, yaitu karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa, dengan penurunan terbesar pada karsinoma sel skuamosa.
Walaupun tidak ada pedoman resmi mengenai kapan sebaiknya mulai mengonsumsi nicotinamide untuk pencegahan kanker kulit, tetapi temuan studi ini bisa mengubah praktik klinis, dari yang biasanya baru dimulai setelah pasien mengalami banyak kanker kulit menjadi lebih awal sejak kasus pertama.
Cara kerja nicotinamide
Kanker kulit non melanoma sering dianggap sepele, padahal biaya perawatannya tinggi, dengan porsi terbesar untuk karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Kedua jenis kanker kulit ini berkembang perlahan, tetapi bisa luput dari deteksi dini dan membutuhkan operasi yang cukup invasif.
Secara biologis, nicotinamide bekerja dengan membantu sel kulit memperbaiki kerusakan DNA akibat sinar UV, sekaligus menekan efek imunosupresif dari paparan matahari. Studi ini memang bersifat observasional, sehingga belum bisa membuktikan hubungan sebab-akibat, tetapi menjadi kumpulan data terbesar sejauh ini di luar uji klinis terkontrol.
Hasil penelitian ini juga menguatkan temuan uji klinis besar di Australia tahun 2015 (ONTRAC trial), yang menunjukkan penurunan 23 persen kasus kanker kulit non melanoma dalam setahun pada pasien berisiko tinggi yang mengonsumsi nicotinamide. Sayangnya, efek protektif hilang ketika konsumsi dihentikan.
Meski begitu, para ahli menegaskan bahwa nicotinamide bukan pengganti tabir surya atau perlindungan fisik dari sinar matahari. Namun, bagi mereka yang pernah mengalami kanker kulit, suplementasi vitamin B3 ini bisa menjadi langkah tambahan yang sederhana, aman, dan terjangkau.
Referensi