8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seks

Ada plus minusnya

Tergantung budaya dan norma, aktivitas seksual dikatakan sebagai tindakan yang didasari cinta. Hasilnya adalah seorang anak yang sering disebut "buah cinta". Selain itu, tindakan seksual menjanjikan berbagai manfaat, dari kesehatan fisik, mental, hingga keharmonisan hubungan dengan pasangan dan diri sendiri.

Akan tetapi, bagaimana jika seseorang tidak ingin melakukan seks lagi? Entah karena aseksual atau memutuskan untuk melakukan selibasi karena tuntutan budaya dan kepercayaan, aktivitas seksual pun ditinggalkan. Apa yang terjadi pada tubuh bila berhenti berhubungan seksual?

1. Perubahan pada libido

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi pasangan yang sedang bermesraan (unsplash.com/Becca Tapert)

Mengutip The Healthy, menunda atau menghindari aktivitas seks dalam periode waktu tertentu dapat mengubah libido. Tergantung kesehatan dan usia, perubahan libido tersebut bisa naik dan turun!

Saat tidak lagi melakukan seks, seseorang mungkin bisa merasa kurang berenergi, dengan penurunan vitalitas dan hasrat seks. Di sisi lain, beberapa orang malah mengalami kenaikan nafsu seksual.

2. Sering sedih dan murung

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi perempuan yang sedang murung (unsplash.com/kevcostello)

Seks tidak hanya memberikan manfaat untuk fisik, tetapi juga mental. Jadi, saat berhenti beraktivitas seksual, tentu kondisi psikis akan turut terdampak.

Dilansir WebMD, seks melepaskan dua jenis hormon, yaitu oksitoksin dan endorfin. Selain dapat meredakan stres, dua hormon tersebut juga berkontribusi terhadap perasaan bahagia membuat tidur nyenyak.

Walaupun beberapa studi telah menunjukkan hubungan antara depresi dan, tetapi ini mencerminkan hubungan, bukan sebab akibat. Bila kamu adalah orang yang sehat dan memutuskan untuk tidak lagi berhubungan seks, kamu tidak akan menjadi depresi karenanya.

3. Untuk perempuan, organ intim jadi lebih kering

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi vagina (thespinoff.co.nz)

Pada perempuan yang mengalami menopause, tanpa hubungan seks teratur, vagina bisa mengencang dan jaringannya bisa menipis dan lebih mungkin untuk terluka, robek, atau bahkan mengalami perdarahan saat berhubungan seksual. Ini bisa sangat tidak nyaman, sehingga perempuan dengan gejala-gejala tersebut yang berhenti berhubungan seks akan membuat gejalanya makin parah.

Perubahan pada vagina yang berhubungan dengan menopause, seperti kekeringan dan iritasi pada vagina bisa diatasi dengan pelumas, pelembap, atau estrogen dosis rendah.

4. Gampang sakit

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi flu (everydayhealth.com)

Salah satu manfaat seks adalah membuat sistem imun jadi lebih prima, sehingga bisa lebih optimal dalam memerangi infeksi bakteri dan virus. Oleh karena itu, mengurangi frekuensi seks dikaitkan dengan penurunan sistem imun.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) berjudul "Sexual frequency and salivary immunoglobulin A (IgA)" dalam jurnal Psychological Reports tahun 2004 melibatkan 112 mahasiswa menurut frekuensi aktivitas seksualnya. Ditemukan bahwa mereka yang berhubungan seks 1-2 kali per minggu memiliki tingkat antibodi IgA yang lebih tinggi, dan tidak gampang sakit.

Baca Juga: Masturbasi Bikin Kamu Gampang Sakit? Ini Kebenarannya!

5. Memengaruhi hubungan dengan pasangan

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi pasangan bertengkar (pexels.com/Vera Arsic)

Aktivitas seksual dapat memengaruhi keintiman dan keharmonisan pasangan. Dilansir Medical News Today, seks dapat membuat pasangan makin dekat.

Oleh karena itu, jika frekuensi aktivitas seks berkurang atau berhenti melakukannya, maka hubungan dengan pasangan akan menjadi dingin, komunikasi menjadi alot, serta bisa sering berkonflik. Jika dipaksakan pun, seks tidak akan terasa menyenangkan.

Seks tidak perlu dilakukan setiap hari. Satu kali seminggu pun cukup. Bila salah satu sedang tidak ingin melakukan hubungan seks, bisa juga dengan menunjukkan kasih sayang dengan mencium atau memeluknya mesra.

6. Rentan terkena kanker prostat

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi pita biru, tanda kanker prostat (pixabay.com/marijana1)

Untuk kaum adam, seberapa sering mereka beraktivitas seksual dikaitkan dengan risiko kanker prostat. Akan tetapi, buktinya masih belum pasti. Beberapa ahli menganggap bahwa seks sebetulnya dapat meningkatkan peluang kanker prostat karena adanya risiko penyakit menular seksual yang menyebabkan peradangan.

Akan tetapi, dalam sebuah penelitian berskala besar terhadap hampir 30.000 partisipan laki-laki, mereka yang ejakulasi lebih dari 21 kali dalam sebulan rata-rata memiliki peluang yang lebih rendah untuk mengembangkan kanker prostat dalam hidup mereka, dibandingkan dengan laki-laki yang ejakulasi sebanyak 4-7 kali dalam sebulan. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal European Urology tahun 2016.

7. Penurunan kemampuan kognitif

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi kesehatan kognitif (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Aktivitas seksual ternyata dapat memengaruhi kemampuan kognitif. Jadi, bila berhenti melakukan seks, manfaat ini pun tak lagi didapat.

Dalam sebuah studi di Inggris berjudul "Frequent Sexual Activity Predicts Specific Cognitive Abilities in Older Adults" dalam The Journals of Gerontology tahun 2017, sebanyak 73 peserta berusia 50-83 tahun diberikan tes verbal dan spasial. Hasilnya, mereka yang aktif secara seksual mencetak skor yang lebih baik daripada mereka yang tidak melakukan seks sama sekali.

Mengapa bisa begitu? Penjelasannya pun masih dicari. Akan tetapi, para peneliti mengatakan bahwa hormon yang dilepaskan saat berhubungan seks dapat membuat kemampuan kognitif di otak lebih on.

8. Mengurangi risiko infeksi saluran kemih

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi seseorang mengalami infeksi saluran kemih (pixabay.com/bzndenis)

Mengutip Prevention, seks adalah penyebab umum infeksi saluran kemih (ISK), karena seks itu sendiri bisa mentransfer bakteri dari usus ke rongga vagina lebih jauh ke dalam uretra (tabung tempat keluarnya urine). Namun, seks bukan satu-satunya penyebab ISK. Faktor lain yang dapat meningkatkan risiko ISK di antaranya menopause, sering menahan buang air kecil, dan sembelit.

Mencegah ISK bukan berarti dengan berhenti berhubungan seks. Lebih banyak aliran darah ke vagina lewat hubungan seks bisa membantu vagina tetap sehat. Risiko ISK bisa diturunkan dengan segera buang air kecil setelah berhubungan seks.

8 Hal yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Berhubungan Seksilustrasi pasangan sedang bermesraan (glamour.com)

Itulah hal-hal yang terjadi pada tubuh saat menunda atau berhenti melakukan aktivitas seksual dalam waktu yang cukup lama. Seks memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan fisik maupun psikis. Bagaimanapun, seks adalah kebutuhan biologis manusia yang tidak seharusnya diabaikan. Bila kamu tetap ingin aktif secara seksual, tak apa. Pastikan untuk melakukan seks yang bersih dan aman dan setialah pada satu pasangan.

Baca Juga: Khusus Pria, 8 Santapan Ini Bikin Penis Tegak Perkasa Tahan Lama

Topik:

  • Nurulia
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya