One Male Condom, Kondom Pertama yang Disetujui FDA untuk Seks Anal

Tanggal 23 Februari 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melalui laman resminya mengumumkan izin pemasaran kondom pertama yang secara khusus ditujukan untuk membantu mengurangi penularan infeksi menular seksual (IMS) selama hubungan seks anal.
Kondom ini akan dipasarkan sebagai One Male Condom, yang juga ditujukan sebagai alat kontrasepsi untuk membantu mengurangi risiko kehamilan dan penularan IMS saat berhubungan seks melalui vagina.
Sebelumnya, FDA belum menyetujui kondom yang secara khusus digunakan untuk seks anal. Hubungan seks secara anal diketahui meningkatkan risiko penularan HIV dan IMS secara signifikan. Pemberian izin untuk kondom khusus anal sendiri sekaligus menggarisbawahi pentingnya memperhatikan kesehatan seluruh masyarakat, termasuk yang memiliki kecenderungan melakukan seks anal.
1. Mengenal One Male Condom
Menurut laman resmi FDA, One Male Condom adalah penutup penis yang terbuat dari lateks karet alam. Produk ini memiliki tiga versi berbeda: standar, tipis, dan pas.
Kondom tersedia dalam 54 ukuran berbeda sehingga setiap pengguna dapat menemukan ukuran kondom terbaik. Saat digunakan selama hubungan seks anal, kondom ini harus digunakan dengan pelumas yang kompatibel.
Keamanan dan kemanjuran One Male Condom telah dipelajari dalam uji klinis yang melibatkan 252 laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki dan 252 laki-laki yang berhubungan seks dengan perempuan. Peserta dalam uji klinis ini memiliki rentang usia 18 hingga 54 tahun.
Studi menemukan bahwa tingkat kegagalan kondom adalah 0,68 persen untuk seks anal dan 1,89 persen untuk hubungan seks dengan vagina.
Tingkat kegagalan kondom didefinisikan sebagai jumlah kejadian slip, pecah, atau slip dan pecah. Sementara itu, persentase keseluruhan dari efek samping adalah 1,92 persen.
Efek samping yang dilaporkan selama uji klinis yaitu gejala IMS atau diagnosis IMS (0,64 persen), ketidaknyamanan terkait kondom atau pelumas (0,85 persen), ketidaknyamanan pasangan dengan pelumas (0,21 persen), dan infeksi saluran kemih pasangan (0,21 persen).
2. Mengapa kondom untuk seks anal berbeda dari kondom pada umumnya?
Sebelum otorisasi FDA, penyedia layanan kesehatan merekomendasikan penggunaan kondom biasa selama seks anal karena segala jenis seks tanpa kondom meningkatkan risiko tertular IMS atau HIV.
Yang membedakan antara One Male Condom dan kondom lainnya bermuara pada otorisasi FDA, mengutip Health. Meskipun masih menggunakan lateks dan mirip kondom yang digunakan pada umumnya, One Male Condom telah diuji dan disahkan secara khusus serta diizinkan untuk dipasarkan untuk seks anal.
FDA mengharuskan kondom memiliki tingkat kegagalan kurang dari 5 persen selama hubungan seks anal. One Male Condom sendiri memiliki tingkat kegagalan kurang dari 1 persen selama hubungan seks anal, yang menunjukkan efektivitas, keamanan, dan kepercayaan pengguna terhadap produk tersebut. Sementara itu, kondom lain tidak diuji untuk indikasi spesifik seks anal sehingga persetujuan ini sangat signifikan.

3. Mengapa persetujuan FDA penting
Izin yang diberikan FDA terhadap kondom khusus seks anal dapat mendorong penggunaan kondom di antara orang-orang yang melakukan hubungan seks anal ssekaligus membantu mengurangi risiko penyebaran IMS. Persetujuan ini juga membuka jalan bagi organisasi dan perusahaan lain untuk membuat produk serupa.
Tanpa persetujuan ini, produsen tidak dapat memasarkan kondom mereka sendiri dan mengklaimnya sebagai kondom yang aman untuk seks anal karena mereka tidak memiliki persetujuan resmi pihak yang berwenang. Dengan jalur ini, perusahaan yang mendapatkan persetujuan dapat memproduksi secara luas kondom yang dapat digunakan selama seks anal serta memberi edukasi tentang seks anal yang aman.
4. Survei menemukan bahwa laki-laki lebih mungkin menggunakan kondom yang disetujui FDA
Laki-laki, khususnya yang berhubungan seks dengan sesama lelaki, lebih mungkin menggunakan kondom yang disetujui FDA. Salah satu alasannya, kelompok ini paling berisiko tertular HIV melalui hubungan seksual.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Sexual Health tahun 2019 melakukan survei terhadap lebih dari 10 ribu laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama lelaki tentang penggunaan kondom saat melakukan seks anal. Hasilnya, 7 dari 10 laki-laki mengaku mereka cenderung menggunakan kondom untuk hubungan seks anal jika disetujui FDA dan dipromosikan untuk penggunaan ini.

5. Perusahaan yang akan memproduksi kondom untuk seks anal
Saat ini, Global Protection Corp. menjadi satu-satunya perusahaan yang akan memproduksi dan memasarkan kondom untuk seks anal. One Male Condom adalah merek yang telah menerima persetujuan untuk hubungan seks anal.
Meskipun begitu, perusahaan kondom lain juga dapat mengajukan persetujuan serupa. Syaratnya, mereka perlu memberikan bukti yang menunjukkan keefektifan produk mereka.
Pandangan setiap orang tentang seks secara anal berbeda-beda. Terlepas dari itu semua, tulisan ini hanya bertujuan untuk memberikan wawasan bahwa kebiasaan seks ini telah mendapatkan perhatian tersendiri, khususnya dalam hal kesehatan.