1.000 Titik SPPG Difokuskan di Daerah 3T, BP Taskin Pakai Basis Data

- BP Taskin menggunakan metode penentuan lokasi berbasis data
- Nusa Tenggara Timur menjadi prioritas tertinggi dalam program tersebut
- Uji coba metode dilakukan di Toraja Utara, ada tantangan geografis
Jakarta, IDN Times - Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menargetkan 1.000 titik Satuan Pendidikan Penyelenggara Gizi (SPPG) Program Makan Bergizi Gratis (MBG) difokuskan pada kantong-kantong kemiskinan dan daerah 3T.
Langkah ini diklaim akan memastikan program tepat sasaran, dan memberi dampak langsung bagi anak-anak yang paling membutuhkan.
“BP Taskin siap mempercepat pelaksanaan program strategis ini dengan metodologi yang telah kami kembangkan secara cermat. Kami akan memfokuskan 1.000 titik SPPG pada kantong-kantong kemiskinan dan daerah 3T, untuk memastikan dampak optimal bagi anak-anak yang paling membutuhkan,” kata Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (16/8/2025).
1. Menggunakan metode penentuan lokasi berbasis data

BP Taskin, kata Bbudiman, menggunakan metode penentuan lokasi berbasis data, yang menggabungkan tingkat kemiskinan kabupaten/kota menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, identifikasi daerah 3T sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 63 Tahun 2020, serta estimasi populasi siswa SD-SMA dari Susenas 2024.
“Metode kami menggunakan pendekatan berbasis permintaan (demand-based) dengan menghitung proporsi siswa di setiap wilayah terhadap total nasional. Kami sudah mengidentifikasi 264 kabupaten/kota sebagai kantong kemiskinan, dengan 115 di antaranya memenuhi seluruh kriteria prioritas,” kata dia.
2. Nusa Tenggara Timur (NTT) jadi prioritas tertinggi

Selain itu, pemetaan BP Taskin menunjukkan terdapat 62 kabupaten/kota tertinggal dan 11 kabupaten/kota yang masuk seluruh kriteria wilayah 3T, dengan estimasi 392.000 siswa penerima manfaat melalui 41 unit SPPG di lima provinsi kawasan timur Indonesia.
Sistem alokasi juga memastikan pemerataan, yakni minimal satu titik SPPG di tiap kabupaten/kota yang memenuhi kriteria, dengan distribusi tambahan berdasarkan proporsi siswa serta cadangan 20 persen untuk kebutuhan darurat.
“Nusa Tenggara Timur menjadi prioritas tertinggi dengan empat kabupaten target melayani 241.263 siswa, diikuti Maluku dengan tiga kabupaten untuk 63.988 siswa, serta Papua dan sekitarnya dengan empat kabupaten melayani 50.050 siswa,” kata Budiman.
3. Uji coba metode di Toraja Utara, ada tantangan geografis

Pada tahap awal, BP Taskin mengirim tim khusus ke Kabupaten Toraja Utara pada 20 Agustus 2025, guna menyiapkan implementasi enam titik SPPG di dua kecamatan terpencil. Pilot project ini ditujukan sebagai uji coba metode sebelum dilaksanakan secara nasional.
“Toraja Utara dipilih karena ciri-cirinya sebagai daerah dengan tantangan geografis dan tantangan ketakterjangkauan yang tinggi. Pengalaman di sana akan menjadi pembelajaran berharga untuk penyempurnaan strategi pelaksanaannya di seluruh Indonesia,” ujarnya.