Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

1 Tahun Prabowo, Berdiri 165 Sekolah Rakyat dengan Sejumlah Catatan

Sekolah Rakyat
Para Menko dan Menteri memberi hadiah kepada model murid yang mengenakan seragam Sekolah Rakyat pada pembukaan Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibonong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (14/7/2025) pagi (IDN Times/Linna Susanti)
Intinya sih...
  • Gedung baru sekolah rintisan di 108 titik
  • Sejumlah siswa kabur dari SR
  • Perlebar kesenjangan sosial
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Jelang satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, program Sekolah Rakyat menjadi salah satu inisiatif yang paling menonjol dari kabinet Prabowo-Gibran Rakabuming Raka di bidang pendidikan dan kesejahteraan sosial.

Diluncurkan pada 14 Juli 2025, Sekolah Rakyat disebut sebagai wujud nyata komitmen pemerintah menghadirkan pendidikan gratis dan berkualitas bagi masyarakat prasejahtera. Program ini memanfaatkan aset negara yang tidak produktif, untuk disulap menjadi ruang belajar baru bagi anak-anak dari keluarga miskin.

Pada tahap awal, pemerintah membuka 63 titik Sekolah Rakyat dengan total 6.130 siswa. Kini, jumlahnya meningkat menjadi 165 titik sekolah rintisan dengan lebih dari 15 ribu siswa yang tersebar di berbagai provinsi, dari Jawa hingga Papua. Pemerintah menargetkan dalam lima tahun ke depan, lebih dari 50 ribu anak miskin dapat mengenyam pendidikan gratis melalui program ini.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengungkapkan Presiden Prabowo akan meresmikan Sekolah Rakyat rintisan sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan sekolah permanen di Jakarta, pada November 2025.

“Sebentar lagi akan di-launching oleh beliau. Jadi nanti pada waktu peletakan batu pertama pembangunan sekolah permanen, kita meminta beliau meletakkan batu pertama. Jadi ada dua peresmian, satu sekolah permanen dan sekolah yang sudah dibuka, nanti akan diresmikan presiden,” kata Agus Jabo di Kantor Kemensos, Rabu (15/10/2025).

1. Gedung baru sekolah rintisan di 108 titik

Para menteri menyapa siswa Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025)
Para menteri menyapa siswa Sekolah Rakyat di Karadenan, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (14/7/2025) (IDN Times/Linna Susanti)

Agus Jabo menargetkan pada Juli 2026 seluruh siswa Sekolah Rakyat rintisan sudah dapat menempati gedung baru. Tahap pertama pembangunan dimulai Oktober ini di 108 titik, bekerja sama dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Setiap sekolah diproyeksikan menelan anggaran sekitar Rp200 miliar untuk pembangunan dan operasional.

Agus Jabo menekankan, Sekolah Rakyat adalah hasil kerja lintas kementerian: Kemensos (Kementerian Sosial), Kemendikdasmen (Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah), Kemenag (Kementerian Agama), dan PUPR.

“Kalau dianggap berhasil, keberhasilannya bukan hanya Kemensos, tapi semua kementerian yang terlibat di dalam pembangunannya,” ujarnya.

Presiden Prabowo sendiri sempat melakukan sidak ke salah satu Sekolah Rakyat di Jakarta Selatan. Ia menyatakan bangga terhadap hasil revitalisasi dan pengelolaan awal sekolah tersebut.

“Beliau tidak menduga kita bisa bangun sekolah tidak hanya 100 tapi 165,” kata Agus Jabo.

2. Sejumlah siswa kabur dari Sekolah Rakyat

Sekolah Rakyat
Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengecek Simulasi Sekolah Rakyat Gratis di Sentra Handayani Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025/) (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Namun sayang, di tengah gencarnya pembangunan Sekolah Rakyat yang digagas Presiden Prabowo, sejumlah persoalan mulai muncul di lapangan. Salah satunya adalah laporan tentang siswa yang tidak betah, dan bahkan kabur dari asrama di beberapa daerah.

Berdasarkan catatan IDN Times, di Sentra Terpadu Kartini, Temanggung, Jawa Tengah, lima siswa Sekolah Rakyat dilaporkan kabur dari asrama. Mereka disebut meninggalkan asrama tanpa izin karena merasa tidak betah dengan lingkungan baru. Dua di antaranya akhirnya kembali setelah dibujuk pengelola dan pihak Kemensos, sementara tiga lainnya masih dalam proses pendekatan bersama orang tua.

Tak hanya di Temanggung, kondisi serupa juga terjadi di Yogyakarta. Sebanyak 29 siswa Sekolah Rakyat di wilayah itu mengundurkan diri beberapa hari setelah program resmi berjalan. Mereka mengaku ingin tetap bersekolah di tempat lama, karena belum siap tinggal di asrama atau berpisah dari teman-teman sebelumnya.

Sementara, data Kemensos mencatat ada 115 siswa batal masuk Sekolah Rakyat dari total 9.705 calon siswa pada tahap awal. Alasan utamanya antara lain faktor keluarga, ketidaksiapan tinggal di asrama, serta keinginan melanjutkan sekolah reguler.

Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono menyebut fenomena ini wajar, mengingat sebagian besar siswa berasal dari latar belakang sosial rentan.

“Ada yang belum terbiasa hidup di lingkungan asrama, tapi kami terus dampingi dan beri pendekatan psikologis. Anak-anak yang mundur juga langsung digantikan peserta lain,” ujar Agus Jabo.

3. Memperlebar kesenjangan sosial

Siswa Sekolah Rakyat
Siswa Sekolah Rakyat Muhammad Glensky (13) di asrama Sentra Handayani Jakarta Timur (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Namun, di balik optimisme pemerintah, program Sekolah Rakyat juga memicu perdebatan publik. Sejumlah pengamat menilai langkah tersebut berpotensi menimbulkan masalah baru dalam sistem pendidikan nasional.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menilai Sekolah Rakyat bisa memperlebar kesenjangan sosial dan menurunkan semangat inklusivitas pendidikan di Indonesia.

“Malah memperlebar kesenjangan. Sekolah Rakyat justru berpotensi membuat pendidikan makin tidak inklusif,” ujarnya kepada IDN Times.

Menurut Ubaid, pendidikan seharusnya menjadi ruang bersama bagi semua kalangan, bukan dibedakan berdasarkan latar belakang ekonomi.

“Kalau anak miskin dimasukkan ke Sekolah Rakyat, sementara anak kaya ke sekolah unggulan, itu berarti pendidikan jadi eksklusif dan berisiko diskriminatif,” katanya.

4. Kemensos tidak punya pengalaman kelola pendidikan dan rawan dikorupsi

Mensos Gus Yusuf
Menteri Sosial Syaifullah Yusuf mengecek Simulasi Sekolah Rakyat Gratis di Sentra Handayani Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025/) (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Ubaid juga menyoroti aspek pengelolaan di bawah Kementerian Sosial. Ia menilai Kemensos tidak memiliki pengalaman di sektor pendidikan.

“Ini seperti ladang percobaan baru. Nasib guru, kurikulum, dan arah pendidikannya belum jelas,” katanya.

Selain itu, Ubaid menilai, program ini terlalu politis dan rawan tidak berkelanjutan. “Kalau presidennya ganti lima tahun lagi, apakah programnya tetap berjalan? Kalau tidak, bagaimana nasib siswanya?” ujarnya.

Ubaid juga memperingatkan soal kerawanan korupsi dalam pengelolaan dana besar untuk proyek pendidikan. “Sektor pendidikan itu rawan diselewengkan. Jangan sampai memperpanjang daftar hitam korupsi pendidikan,” ucapnya.

5. Dua catatan untuk 1 tahun pemerintahan Prabowo-Gibran

MBG
Simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani Bampu Apus, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025) (IDN/Times Dini Suciatiningrum)

Sementara, pengamat pendidikan Darmaningtyas menyampaikan dua catatan penting menjelang satu tahun pemerintahan Prabowo.

Pertama, kata Darmaningtyas, tata kelola dan kewenangan antar-kementerian yang bisa tumpang tindih. Kedua, efek sosial terhadap anak-anak miskin.

“Kemensos seharusnya memperkuat sisi sosial. Pendidikan sebaiknya tetap menjadi domain Kemendikbud dan Kemenag,” ujarnya.

Darmaningtyas juga mengingatkan segregasi sosial dalam pendidikan bisa memperkuat lingkaran kemiskinan.

“Kalau orang miskin dikumpulkan jadi satu, tanpa jembatan relasi sosial dengan kalangan lain, mereka bisa terperangkap dalam lingkaran kemiskinan,” katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us

Latest in News

See More

Halte Bernilai Ratusan Juta di Bekasi yang Rusak Akhirnya Diperbaiki

17 Okt 2025, 23:32 WIBNews