Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

53 Juta Siswa Jadi Target Cek Kesehatan, Apa Saja yang Diperiksa?

Siswa SD di Banjarmasin bersama Wali Kota Banjarmasin, HM Yamin
Siswa SD di Banjarmasin bersama Wali Kota Banjarmasin, HM Yamin
Intinya sih...
  • 53 juta siswa di Indonesia ditargetkan mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dengan pemeriksaan berdasarkan jenjang pendidikan.
  • 12 lokasi pelaksanaan CKG tersebar di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Bandung, Sidoarjo, hingga Tangerang.

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menegaskan pentingnya layanan kesehatan preventif sejak dini dengan menargetkan 53 juta siswa di Indonesia agar mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG).

Meski telah dimulai lebih awal di 72 sekolah rakyat, program ini akan serentak dimulai pada 4 Agustus 2025 di 12 lokasi yang tersebar di berbagai daerah.

Lalu, apa saja yang diperiksa dalam cek kesehatan ini?

1. Jenis pemeriksaan berdasarkan jenjang pendidikan

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan bersama Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka melakukan peninjauan langsung terkait pelaksanaan perdana Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan  (Dok. Humas KemenPPPA)
Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan bersama Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka melakukan peninjauan langsung terkait pelaksanaan perdana Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Puskesmas Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (Dok. Humas KemenPPPA)

Budi mengatakan, cakupan program CKG sangat luas karena tidak hanya mendeteksi penyakit, tapi juga menjaga kesehatan sejak dini.

"Yang lebih penting lagi adalah bagaimana menjaga kesehatan anak-anak kita. Jadi bukan hanya untuk tahu sakitnya, tapi agar tetap sehat," kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas, Maria Endang Sumiwi, mengatakan, program ini berfokus pada anak usia 7 hingga 17 tahun dengan jenis pemeriksaaan berdasarkan jenjang pendidikan.

Bagi SD/sederajat terdapat 13 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, hingga riwayat imunisasi. Kemudian untuk SMP/sederajat, terdapat 15 jenis pemeriksaan, meliputi skrining talasemia hingga tes kadar hemoglobin. Sedangkan untuk SMA/sederajat terdapat 14 jenis pemeriksaan, ditambah pemeriksaan kesehatan reproduksi

Maria mengatakan, pemeriksaan untuk siswa SD tidak menggunakan pengambilan darah sehingga orangtua tidak perlu khawatir.

"Jadi jangan takut, tidak ada yang disuntik. Pemeriksaannya hanya meliputi tinggi badan, berat badan, tekanan darah, gigi, mata, dan telinga," ujar dia.

2. Daftar 12 lokasi pelaksanaan CKG

Ilustrasi mendaftar CKG (unplaash.com/Mufid Majnun)
Ilustrasi mendaftar CKG (unplaash.com/Mufid Majnun)

Lokasi pemeriksaan kesehatan untuk para siswa tersebut tersebar mulai dari Jakarta, Bandung, Sidoarjo, hingga Tangerang. Berikut 12 lokasi pelaksanaan di berbagai wiayah:

  1. SD Cideng 02 Jakarta Pusat

  2. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 8 Jagakarsa Jakarta Selatan

  3. SMKN 26 Jakarta Timur

  4. Pesantren Asshiddiqiyah Kedoya, Jakarta Barat

  5. SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

  6. SD Prestasi Global, Depok

  7. SMPN 5 Kota Bandung

  8. Madrasah Tsanawiyah Persis 1-2 Kota Bandung

  9. SLB Negeri Semarang

  10. SMPN 1 Padangan Bojonegoro

  11. Pesantren Al-Amanah, Sidoarjo

  12. SMPK Penabur Gading Serpong

3. Pemeriksaan dilakukan melalui kolaboasi tenaga kesehatan dan guru di sekolah

ilustrasi siswa dan guru di sekolah (pexels.com/Iqwan Alif)
ilustrasi siswa dan guru di sekolah (pexels.com/Iqwan Alif)

Melalui kolaborasi antara tenaga kesehatan (nakes) dan guru di sekolah, pesiapan telah dilakukan dari tujuh hari sebelum pelaksanaan.

Maria mengatakan, pemeriksaan dilakukan di dua ruangan yang berbeda, yakni ruangan pertama untuk fisik, kemudian ruangan kedua untuk mata dan telinga.

"Pelaksanaan dilakukan dengan dua ruangan, satu untuk pemeriksaan fisik seperti gizi, tekanan darah, dan gigi, serta satu lagi untuk mata dan telinga. Tambahan di lapangan digunakan untuk cek kebugaran oleh guru PJOK," kata dia.

Anak dengan masalah kesehatan akan dirujuk ke Puskesmas, sedangkan anak yang kurang bugar atau obesitas akan mengikuti program edukasi dari sekolah dan puskesmas.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us