Abdul vs Maria: Siapakah Idola Indonesia Berikutnya?

JAKARTA, Indonesia — Setelah vakum selama tiga tahun, ajang pencarian bakat Indonesian Idol kembali hadir untuk musim kesembilannya. Pertengahan 2017 lalu, ribuan orang mengantri di berbagai kota untuk mencoba menjadi idola berikutnya.
Setelah proses audisi, babak eliminasi, babak showcase dan akhirnya tiba di babak spektakuler, kini tersisa dua orang penyanyi handal yang akan bertarung di babak Grand Final pada Senin malam, 23 April mendatang. Sebelumnya, mari kita cari tahu latar belakang serta perjalanan Abdul dan Maria hingga menuju panggung Grand Final.
Yang tertua vs yang termuda
Dua kontestan yang akan memperebutkan gelar idola Indonesia berikutnya adalah Abdul dan Maria, dua kontestan dengan latar belakang yang cukup berbeda dan usia yang terpaut cukup jauh. Abdul adalah finalis tertua di Indonesian Idol kali ini, ia lahir di Kupang, NTT, pada 31 Mei 1990, sementara Maria lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 7 Oktober 2001 dan merupakan finalis termuda di Idol kali ini.
Abdul memiliki karakter suara yang khas, komersil, easy listening, dan pernah dikatakan oleh Maia Estianty — salah satu juri Indonesian Idol Musim Kesembilan — sebagai Adam Levine-nya Indonesia.
Di sisi lain, meskipun sebagai finalis termuda, namun Maria bukan anak baru di dunia musik. Ia pernah berhasil melaju hingga babak Top 5 dalam Indonesian Idol Junior 2014, saat ia masih berusia 13 tahun. Suara Maria memiliki power yang kuat dan kerap kali berhasil membuat para juri memberikan standing ovation dalam penampilannya di babak spektakuler.

Abdul: Terus berkembang setiap pekan
Abdul mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam setiap penampilannya di babak spektakuler.
Di babak spektakuler pertama saat menyanyikan lagu Rahasia Hati yang dipopulerkan Element, ia mendapatkan kritik bahwa penampilannya tidak cukup bagus jika bernyanyi bahasa Indonesia. Pekan berikutnya, ia membuat seluruh penonton bernyanyi bersama dengan lagu populer dari Oasis, Don’t Look Back in Anger. Bahkan ia berhasil membuat Maia Estianty dan Bunga Citra Lestari berdiri sepanjang lagu. Ia pun mendapatkan standing ovation dari para juri berkat penampilannya tersebut.
Pekan depannya, ia juga kembali mendapatkan standing ovation dari para juri, dan kali ini saat ia menyanyikan lagu berbahasa Indonesia. Abdul tampil mesra bersama Ghea saat berduet menyanyikan lagu Dari Mata yang dipopulerkan Jaz.
Sayangnya, pekan berikutnya Abdul tampil kurang maksimal. Saat membawakan Monokrom dari Tulus, Abdul dianggap kurang maksimal dan kurang spektakuler. Karena penampilan ini pula, Abdul berada di posisi 3 terbawah.
Pekan-pekan berikutnya Abdul terus menampilkan penampilan yang spektakuler. Saat menyanyikan lagu History dari One Direction di babak spektakuler ke-5, Abdul terlihat sangat bersemangat karena seluruh penonton bernyanyi bersamanya. Ia juga mendapatkan standing ovation dari ke-5 juri.
Tak hanya dari para Abdulistik, penampilannya juga diakui oleh musisi mancanegara. Abdul mendapatkan tawaran proyek dari band asal Irlandia Kodaline untuk meng-cover lagu terbaru mereka. Tak hanya itu, penampilan Abdul saat menyanyikan You Are The Reason dari Callum Scott di babak spektakuler Top 5 juga mendapatkan apresiasi langsung dari penyanyi aslinya. Callum sempat berbincang lewat video call dengan Abdul secara langsung di atas panggung spektakuler.
Kejutan lain kembali datang, Abdul yang juga pernah membawakan lagu Lost Star dari Adam Levine, juga mendapatkan perhatian dari vokalis Maroon 5 tersebut. Akun Twitternya di-follow oleh Adam Levine dan berhasil membuat iri para juri.
Dalam beberapa pekan terakhir sebelum Grand Final, Abdul selalu menampilkan penampilan yang terbaik, namun saat dua kali berduet ia terlihat cukup gugup. Abdul diharuskan beradegan mesra dengan BCL saat berduet menyanyikan lagu Karena Kucinta Kau, dan ia terlihat gugup. Bahkan dalam babak spektakuler Top 4 itu ia berada di 2 terbawah.
Kondisi yang sama juga terlihat saat ia berduet bersama Yura Yunita menyanyikan lagu Cinta dan Rahasia di babak Top 3. Untungnya ia berhasil membalas dengan penampilan solonya menyanyikan Shut Up and Dance dari Walk The Moon dengan maksimal.
Penampilannya di babak spektakuler Road to Grand Final pada Senin, 9 April kemarin juga kembali mengundang standing ovation dari para juri. Bahkan Abdul juga dijagokan oleh Danny O’Donoghue dan Glen Power, vokalis dan drummer The Script yang menjadi bintang tamu pada malam itu.
Maria: Kuda hitam yang terus melaju
Pada awalnya, Maria memang tidak memiliki banyak penggemar seperti Ghea, Marion, atau Jodie, namun suaranya selalu memukau juri. Juri selalu berharap agar penonton Indonesia memberikan suara untuk Maria, yang Maia Estianty katakan sejak awal sebagai "kuda hitam" yang layak diperhitungkan di Indonesian Idol musim ini.
Di babak spektakuler pertama, Maria mengambil risiko untuk membawakan lagu dari salah satu juri. Ia menyanyikan Apakah Ini Cinta dari Judika dan mulai sedikit demi sedikit mencuri hati para pemirsa, apalagi setelah mendapatkan makeover dari BCL. Ia pun dikatakan sebagai peserta dengan penampilan terbagus pada malam itu oleh Maia Estianty.
Satu pekan kemudian, Maria sempat mendapatkan kritik saat menampilkan lagu This is What You Came For dari Calvin Harris feat. Rihanna. Untungnya penampilan yang kurang maksimal tersebut terbayarkan dengan penampilan keduanya saat membawakan lagu Sampai Habis Air Mataku yang dipopulerkan oleh Novita Dewi.
Sepekan berikutnya, Maria mendapatkan standing ovation dari para juri berkat penampilan spektakulernya menyanyikan lagu Note to God yang pernah dinyanyikan oleh Charice. Bahkan Maia Estianty mengatakan bahwa Maria memiliki teknik bernyanyi yang paling baik di antara seluruh kontestan.
Dalam babak spektakuler Top 9, Maria kembali membawakan lagu dari salah satu juri. Ia membawakan salah satu hits dari Bunga Citra Lestari yang berjudul Kecewa. ia pun kembali mendapatkan standing ovation, bahkan sebelum ia selalu bernyanyi. BCL pun berterima kasih karena lagu miliknya bisa dibawakan oleh Maria dengan powerful, penuh teknik, dan tetap memiliki rasa.
Perjalanan Maria tidak selalu mulus. Saat ia membawakan lagu Cinta di Ujung Jalan dari Agnez Mo di babak spektakuler Top 8, meskipun mendapatkan standing ovation dari seluruh juri, tetapi ternyata Maria harus berada di posisi tiga terbawah.
Namun sepekan kemudian Maria seolah-olah balas dendam. Ia tampil memukau seluruh penonton, pemirsa, dan para juri, dengan membawakan soundtrack film The Greatest Showman, Never Enough. Para juri berdiri cukup lama untuk memberikan standing ovation. Bahkan Maia tak bisa menahan rasa bangganya dan memutuskan untuk berlari dan memeluk Maria di atas pentas.
Penampilan itu tidak hanya memukau para pemirsa di Indonesia. Penampilan Maria juga disukai oleh Lauren Allred, penyanyi asli Never Enough. Lauren pun sempat memberi kejutan dengan melakukan sambungan telepon dan menyampaikan langsung rasa takjubnya terhadap penampilan Maria. Hingga berita ini diturunkan, video penampilan Maira menyanyikan lagu Never Enough telah disaksikan lebih dari 10 juta kali di YouTube.
Penampilan duet Maria bersama Judika juga mengundang decak kagum dari juri lainnya. Maria berhasil mengimbangi performa Judika yang terkenal dengan suara tinggi dan powerful yang ia miliki. Sepekan kemudian, dalam babak spektakuler Top 3, Maria juga berhasil memperlihatkan kemampuannya saat berkolaborasi dengan band papan atas Indonesia, Kotak.
Saat menyanyikan lagu I Have Nothing dari Whitney Houston dalam babak spektakuler Road to Grand Final, ia pun berhasil membuat juri berdiri sambil bertepuk tangan dan mengatakan bahwa Maria “Sempurna!”.
Siapa yang akan menjadi Idola Indonesia berikutnya?

Melihat dari penampilan sepanjang babak spektakuler, rasanya Abdul dan Maria memang pantas berada di panggung Grand Final nanti. Mereka berdua adalah peserta yang paling sering mendapatkan standing ovation dari para juri. Tak hanya itu, Abdul dan Maria juga mendapatkan pengakuan dari dunia internasional.
Jika harus memilih, saya rasa Maria akan menjadi juara Indonesian Idol kali ini. Tidak hanya karena kualitas suaranya yang diakui semua orang, tetapi Maria bisa dibilang cukup sesuai dengan tipikal juara Indonesian Idol pada musim-musim sebelumnya.
Jika dilihat dari jenis suaranya, Maria dan Abdul jelas berbeda. Harus diakui, Maria memiliki suara yang indah, dengan teknik berkualitas tinggi, yang membuat banyak orang tercengang bahkan saat ia baru mulai bernyanyi. Tipe suara Maria adalah suara-suara festival yang grande, membuat orang tak berhenti berdecak kagum, apalagi saat mereka baru menyadari bahwa umur Maria baru 16 tahun! Memang tidak bisa dipungkiri bahwa teknik dan kualitas suara Maria memang berada di atas Abdul.
Tetapi Abdul bukan tanpa perlawanan. Suara Abdul sangat bisa dinikmati, ia mampu membuat sebuah lagu menjadi miliknya sendiri dengan penjiwaan yang maksimal. Ia bisa bermain berbagai alat musik, dan bahkan sempat mengajari para juri bermain looper di atas panggung spektakuler. Penampilannya yang membumi juga menambah ketertarikan tersendiri. Suara dan pribadi seperti Abdul sepertinya akan sangat mudah untuk melesat di industri musik Tanah Air.
Tapi bagaimana pun juga, pemenang Indonesian Idol musim kesembilan akan ditentukan dari hasil voting pemirsa. Jadi, siapa yang akan menjadi Idola Indonesia berikutnya? Kita tunggu jawabannya di Grand Final nanti. —Rappler.com