Politik Uang Masih Marak Tapi Tak Lagi Efektif, Kenapa?

Kini tim kampanye tak bisa lagi tempuh cara instan.

Jakarta, IDN Times – Politik uang menjadi salah satu cara yang kerap kali dijadikan jalan pintas untuk meraup suara. Dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh Polmark Indonesia menjelaskan bagaimana politik uang hingga kini marak terjadi.

Founder dan CEO Polmark Indonesia, Aep Saefulloh Fatah dalam diskusi yang dilakukan di Hotel Veranda Jakarta menjelaskan bagaimana politik yang sering dilakukan tidak lagi efektif.

“Ditemukan ada satu gejala dimana politik uang tidak efektif sekalipun politik uang marak,” ujarnya.

1. Melakukan 142 survei secara nasional mengenai politik uang

Politik Uang Masih Marak Tapi Tak Lagi Efektif, Kenapa?IDN Times/Afriani Susanti

Aep Saefulloh mengatakan saat ini politik uang masih marak terjadi dalam pesta demokrasi terlebih lagi dalam pelaksanaan Pilkada. Namun, hal tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pemilihan yang dilakukan.

“Kami temukan bahwa politik uang tidak lagi seefektif maraknya politik uang yang terjadi. Pemilih saat ini memiliki tingkat kemandirian yang lebih tinggi,” katanya.

2. Tim kampanye nasional harus masuk ke akar masyarakat

Politik Uang Masih Marak Tapi Tak Lagi Efektif, Kenapa?Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Untuk memenangkan sebuah kontestasi pemilu, maka tim kampanye perlu masuk ke lingkungan yang paling dalam di masyarakat, seperti desa-desa. Tim kampanye tetap perlu melakukan interaksi secara langsung kepada masyarakat. Perlu dilakukan pemetaan secara mikro bukan makro.

“Kalau mau menjaring, maka harus sampai ke bawah. Pihak keluarga, tetangga, ketua RT/RW adalah hal yang paling dominan,” tuturnya.

Baca Juga: Susno Duadji: Politik Uang Bukan Pelanggaran Pemilu

3. Hindari politik instan yang memanfaatkan politik uang

Politik Uang Masih Marak Tapi Tak Lagi Efektif, Kenapa?IDN Times/Sukma Shakti

Bagi mereka yang ingin menjadi politisi sudah menjadi keharusan untuk melakukan persiapan yang matang. Termasuk bagaimana mensosialisasikan dirinya, visi dan misi kepada masyarakat agar bisa mengenal dengan baik calon yang akan dipilihnya. Bukan politik instan yang ujung-ujungnya mengandalkan politik uang untuk dipilih.

“Politisi instan harus dihentikan di Indonesia. Marak politik uang karena tidak memiliki cara lain (bersosialisasi). Waktunya pendek, hari pencoblosan sudah dekat sehingga tidak punya cara (agar dipilih),” katanya.

Baca Juga: Perludem: Cara Paling Efektif Tekan Politik Uang adalah Diskualifikasi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya