Anggota DPRD DKI Jakarta Dorong Investigasi Menyeluruh Ledakan SMAN 72

- Evaluasi sistem keamanan sekolah, terutama di kompleks terbatas
- Prioritas pemulihan korban dengan perawatan medis dan trauma healing
- Komitmen jangka panjang pengamanan sekolah untuk mencegah insiden serupa
Jakarta, IDN Times - Ketua DPRD DKI Jakarta, Khoirudin, menyampaikan keprihatinannya atas insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Dia mendorong agar insiden ini diinvestigasi menyeluruh, termasuk soal isu bullying atau perundungan kepada siswa.
"DPRD DKI Jakarta mendorong agar aparat penegak hukum melakukan investigasi secara cepat, komprehensif, dan transparan, guna mengungkap motif, pelaku, cara kerjanya, serta memastikan tidak ada spekulasi yang membingungkan," ujar Khoirudin dalam keterangannya, Sabtu (8/11/2025).
1. Evaluasi sistem keamanan sekolah

Khoirudin mengungkapkan insiden ini jadi alarm untuk mengevaluasi ulang sistem pengamanan dan pengawasan di semua sekolah, khususnya di DKI Jakarta. Apalagi jika sekolah itu berlokasi di kompleks terbatas.
"Insiden ini menjadi alarm untuk mengevaluasi ulang sistem pengamanan dan pengawasan di semua sekolah DKI, terutama sekolah negeri yang berada di kawasan kompleks terbatas atau kampus militer (seperti kompleks TNI/AL)," ujar Khoirudin.
2. Prioritas pemulihan korban

Lebih lanjut, Khoirudin mengungkapkan, selepas insiden ini, pemulihan korban harus menjadi prioritas. Siswa, guru, dan korban di sekolah harus segera mendapatkan perawatan medis dan trauma healing.
"Kami meminta instansi terkait segera memastikan bahwa para korban—baik siswa, guru, maupun lainnya—mendapatkan perlindungan, perawatan medis, trauma-healing, dan rehabilitasi yang layak," kata Khoirudin.
3. Komitmen jangka panjang pengamanan sekolah

Khoirudin juga menyebut, DPRD DKI Jakarta mengusulkan agar adanya monitor regulasi maupun anggaran terkait mitigasi risiko di sekolah. Semua agar insiden serupa tak terjadi lagi di kemudian hari.
"Kami akan mengusulkan dan memonitor regulasi maupun anggaran terkait mitigasi risiko di sekolah, misalnya program edukasi pencegahan kekerasan di sekolah, peningkatan fasilitas keamanan, dan mekanisme tanggap darurat untuk sekolah-sekolah di DKI Jakarta," kata Khoirudin.


















