Usai Gempa, Suku Sasak Ritual ke Gunung Pujut

JulukanKota Seribu Masjid sudah tak sejalan dengan Lombok

Lombok Tengah, IDN Times - Gempa berkekuatan 7,0 Skala Richter (SR) yang mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu (5/8) direspons waspada oleh Suku Sasak. Mereka segera melakukan ritual yang dipercaya agar tidak ada lagi bencana yang melanda NTB.

Ritual tersebut dilakukan di Gunung Pujut pada Sabtu (11/8).

1. Suku sasak lakukan pengajian di Gunung Pujut

Usai Gempa, Suku Sasak Ritual ke Gunung PujutPakaian bekas untuk pengungsi gempa Lombok (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

IDN Times pun mendatangi langsung Desa Sade. Desa adat ini merupakan tempat berkumpulnya Suku Sasak.

Di sini, IDN Times bertemu dengan tokoh masyarakat yang juga imam masjid, Temu (35). Dia membenarkan seluruh warga desa telah melakukan ritual di Gunung Pujut.

"Dapat pesan dari ulama untuk ishiban (mengaji) dengan membawa air. Di sana ada masjid kuno, kita pergi ke sana sama warga sini. Baca wirid juga," jelas Temu.

2. Lombok dianggap sudah tak sesuai julukannya

Usai Gempa, Suku Sasak Ritual ke Gunung PujutIDN Times/Ardiansyah Fajar

Temu menyebut, bahwa Lombok sebenarnya sedang mendapat peringatan keras. Menurutnya, Lombok yang berjuluk Kota Seribu Masjid sekarang sudah tidak sesuai dengan namanya lagi.

Dia mengatakan di kawasan Gili semua sudah terlalu dibebaskan dan di Rinjani yang harusnya ada aturan untuk mendaki, sekarang siapapun bisa mendaki tiap saat.

"Ini ujian untuk semua warga Lombok. Kami di sana tadi mendapat dua pesan dari Tuan Guru. Pertama, kalau tidak bisa menjaga akan ada hujan batu. Kedua, kalau bisa ya akan jauh dari bencana," tuturnya.

Baca Juga: Tolak Jadi Ketua Tim Pemenangan, JK Akan Diberi Posisi Terhormat

3. Sesepuh Suku Sasak akui gempa pada Minggu jadi yang terparah

Usai Gempa, Suku Sasak Ritual ke Gunung PujutIDN Times/Ardiansyah Fajar

Sementara itu, wanita tua Suku Sasak, Ina Linip (76) mengaku gempa pada Minggu (5/8) menjadi yang paling parah. Dia mengungkapkan sangat ketakutan ketika gempa mengguncang, seluruh peralatan dapur di dalam rumahnya jatuh semua.

"Semua lari, takut rumah runtuh dan semuanya gelap," katanya sembari mengunyah sirih.

Baca Juga: AHY Didaulat Jadi Jurkamnas Prabowo-Sandiaga?

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya