Harga Bahan Pokok di Aceh Melambung Usai Banjir, Cak Imin: Stok Tidak Ada

- Harga bahan pokok di Aceh melambung karena kekosongan pasokan
- Gubernur Aceh memperingatkan pedagang agar tidak menaikkan harga sembako
- Jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra mencapai 964 jiwa
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PM), Muhaimin Iskandar, mengakui adanya lonjakan harga sembako usai Aceh dihantam banjir. Untuk itu, kata pria yang akrab disapa Cak Imin, pemerintah telah mempercepat pasokan bantuan semaksimal mungkin dengan anggaran yang ada.
"Presiden menggerakkan semua, helikopter digerakan untuk mempercepat distribusi dan pertolongan tanggap darurat," ujar Cak Imin ketika ditemui di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Selasa (9/12/2025).
Ia mengatakan Presiden Prabowo Subianto sudah memberikan alokasi anggaran semaksimal mungkin untuk membantu warga yang terkena bencana banjir di tiga provinsi. Berdasarkan rapat terbatas yang digelar pada Minggu malam, 5 Desember 2025, Prabowo memberikan anggaran Rp4 miliar per kabupaten atau kota yang terdampak banjir.
"Sekarang, tinggal sinergi percepatannya. Bagaimana agar secepat-cepatnya tertangani," tutur dia.
1. Harga bahan pokok di Aceh disebabkan pasokan yang masuk ke sana kosong

Lebih lanjut, Cak Imin menjelaskan, kenaikan harga bahan pokok di Aceh disebabkan ketiadaan pasokan yang masuk ke wilayah tersebut.
"Naiknya bahan pokok itu karena gak ada stok, kan. Jadi kebutuhan ada, tapi tidak ada suplai," ujar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Di sisi lain, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah saat ini menjadi dua kabupaten yang terdampak paling parah usai dihantam banjir. Kondisi kedua kabupaten itu masih terisolir 14 hari pascabanjir. Suharyanto pun mengakui pendistribusian logistik ke dua daerah itu lewat jalur darat masih sulit.
"Kami laporkan untuk yang terisolir cukup berat, ada dua kabupaten di Aceh, yakni Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah," ujar Suharyanto dalam rapat terbatas pada Minggu.
Cak Imin mengatakan, ada ratusan gampong terdampak di dua kabupaten tersebut, yakni 232 gampong di Kabupaten Bener Meriah yang terdampak bencana. Kemudian di Kabupaten Aceh Tengah ada 295 gampong.
2. Gubernur Aceh ingatkan pedagang agar tak naikan harga sembako

Lonjakan kenaikan harga sembako juga diakui Gubernur Aceh Muzakir Manaf Mualem. Ia mendengar harga cabai bahkan meroket hingga Rp300 ribu per kilogram.
Mualem pun pun mewanti-wanti tidak ada yang menaikkan harga bahan pokok. Ia mengancam akan ada sanksi hukum bagi para penjual bahan pokok yang tetap mencari kesempatan di tengah-tengah bencana.
"Saya Gubernur Aceh mengimbau kepada seluruh pelaku usaha untuk tidak menaikkan harga sembako di tengah kondisi bencana ini. Kalau Anda tidak indahkan pengumuman ini nanti saya ambil tindakan hukum," ujar pria yang akrab disapa Mualem itu seperti dikutip dari akun media sosial Humas Pemerintah Aceh pada Jumat (5/12/2025).
Imbauan serupa juga ditujukan Mualem kepada pemilik minimarket seperti Indomaret dan Alfamart yang beroperasi di Aceh. Bila mereka juga menaikkan harga, maka izin usaha keduanya diancam untuk dicabut.
"Saya harapkan kepada Indomaret dan Alfamart, kalau tidak diindahkan pengumuman ini nanti saya cabut izin kamu semua," tutur dia.
3. Korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra telah mencapai 964 jiwa

Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari ini melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir Sumatra telah mencapai 964 jiwa. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengungkapkan terdapat penambahan jumlah korban meninggal dunia dibandingkan data sehari sebelumnya.
"Hari ini mendapatkan tambahan jasad yang ditemukan, dari total 961 korban meninggal dunia di Senin, 8 Desember 2025. Pada hari ini bertambah tiga, jadi 964 korban jiwa," ujar Abdul dalam jumpa pers yang ditayangkan secara daring.
Selain itu, BNPB juga mencatat ada 262 orang yang dilaporkan masih hilang. Sementara, berdasarkan rincian korban meninggal di kabupaten/kota, paling banyak berada di Agam dengan jumlah 178 jiwa. Kemudian, Aceh Utara 138 jiwa, Tapanuli Tengah 110 jiwa, dan Tapanuli Selatan 85 jiwa.


















