Bangunan Calon Makam Sri Sultan HB X Turut Longsor

Bantul, IDN Times - Hujan lebat yang berlangsung lebih dari 24 jam, mulai Minggu pagi (17/3) hingga Senin (18/3), tak hanya menyebabkan longsor yang menelan korban jiwa, tetapi juga berdampak pada bangunan calon makam Sri Sultan Hamengkubuwono X di komplek Makam Raja-raja Mataram, Panjimatan, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Longsor berada di sisi barat bangunan calon makam Sri Sultan HB X, yang memiliki lebar sekitar 50 meter dengan kedalaman lebih dari 100 meter. Bangunan dan tanah yang longsor diduga kuat akibat fondasi bangunan yang tak kuat menahan air dan tanah.
1. Jalan konblok menuju makam Sri Sultan HB IX turut retak dan jebol

Joko Nugroho, salah satu abdi dalem penjaga makam Sri Sultan HB IX mengatakan, selain sisi barat bangunan calon makam HB X, bangunan yang berada tepat di pintu masuk bagian luar makam HB IX juga retak, bahkan ada konblok yang jebol.
"Fondasi bangunan makam yang retak akibat gempa bumi tahun 2006 terus terisi air, sehingga menyebabkan longsor," pendapat Joko, Senin (18/3).
Joko mengaku, fondasi yang jebol dan mengakibatkan tanah longsor justru terjadi pada bangunan calon makam HB X yang merupakan kategori bangunan baru.
2. Tak menyangka bangunan calon makam Sri Sultan HB X longsor

Sementara, GKR Condrokirono putri Sri Sultan HB X yang turut meninjau lokasi longsor di bangunan calon makam Sri Sultan HB X mengaku mengaku tidak tahu persis penyebabnya.
"Pihak kami akan berkoordinasi dengan PUP ESDM DIY untuk langkah penanganan selanjutnya," ujar Condrokirono.
Mengenai bencana banjir dan tanah longsor yang memakan korban jiwa, Condrokirono mengaku terkejut dan sangat prihatin.
"Semoga kerja keras para tim SAR gabungan segera menemukan keberadaan korban yang masih dicari," kata dia.
3. Intesitas hujan yang menyebabkan bangunan calon makam Sri Sultan HB X turut longsor

Mansyur selaku Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas PUP ESDM, Pemda DIY, mengatakan intensitas hujan yang luar biasa menyebabkan longsor yang cukup besar.
"Pada tahap awal, akan dilakukan pemasangan terpal pada daerah yang longsor supaya air tidak masuk ke tanah," tutur Mansyur.
Kemudian, akan dilakukan identifikasi lebih lanjut mengenai teknologi yang tepat untuk pembangunan kembali.
"Harus dilakukan secara hati-hati karena daerah ini merupakan cagar budaya. Ini tanahnya juga gembur dan memang mudah longsor," ucap dia.

















