Begini Kata Warga Plumpang soal Relokasi Usai Kebakaran Depo Pertamina

Jakarta, IDN Times - Darsih, warga RW 9/RT 12 Kelurahan Rawa Badak, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, menjadi saksi kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Rumah Darsih hanya berjarak sekitar 10-15 meter dari Depo Pertamina Pelumpang, yang mengalami kebakaran hebat pada Jumat (3/3/2023) malam itu.
Sehari-hari, pria 53 tahun itu bekerja sebagai salah satu pengepul sampah. Saat ini, ia sudah punya tiga pekerja.
Pada saat kebakaran berlangsung, Darsih mengalami muntah-muntah akibat menghirup asap dari Depo Pertamina yang terbakar.
“Asapnya banyak banget, sampai muntah saya,” ujar pria asal Indramayu itu kepada IDN Times, Senin (6/3/2023).
Darsih sudah menduga asap tersebut berasal dari Depo Pertamina. Setelah itu, ia berusaha mengamankan keluarganya, termasuk cucunya yang masih berusia tiga tahun.
“Saya langsung minta mereka lari ke depan,” ujar dia, yang sudah 12 tahun tinggal di Plumpang.
Darsih mau saja pindah dari tempatnya sekarang, asal semua RT yang ada di RW 9 pindah. Kalau pun pemerintah memaksa warga pindah, semua warga harus direlokasi.
Ia tidak mau pindah dari rumahnya, jika warga yang lain tidak mau pindah juga.
“Kalau pemerintah maksa, 12 RT harus dipindahin semua. Kalau (gang) di sini doang yang dipindahin ya gak mau,” kata Darsih.
Sebelumnya, Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo memberikan dua opsi untuk menangani kondisi keberadaan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang, usai terbakar pada Jumat (3/3/2023) malam.
Jokowi mengatakan ada kemungkinan Depo Plumpang yang dipindahkan atau warga sekitar Depo yang dipindahkan, karena berada di zona berbahaya.
"Saya udah perintahkan pada Menteri BUMN juga Gubernur DKI untuk segera mencari solusi dari kejadian yang terjadi di Plumpang, terutama karena ini mang zona yang bahaya, tidak bisa lagi ditinggali. Tetapi harus ada solusinya, bisa saja Plumpangnya digeser ter-reklamasi, atau penduduknya yang digeser direlokasi," ujarnya.