Bencana di Indonesia, Pemerintah Fokus Tingkatkan Kapasitas Tim SAR

- Indonesia memiliki potensi bencana alam yang tinggi
- Dampak bencana seringkali lebih luas daripada korban langsung
Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, mengatakan, pentingnya peningkatan kapasitas tim Search and Rescue (SAR). Fokus ini mengemuka menyusul sejumlah bencana yang melanda beberapa wilayah di Indonesia termasuk tiga provinsi di Sumatra. Selain itu, baru-baru ini terjadi di Malang dan Sukabumi.
Pratikno menekankan peningkatan kapasitas SAR adalah kebutuhan strategis mengingat tingginya risiko bencana di Tanah Air.
"Memang kita harus fokus untuk mencegah bencana, tetapi ketika bencana terjadi kita harus punya kekuatan luar biasa untuk menyelamatkan manusia," ujar dia di acara Indonesia International Search and Rescue (IISAR) di Spike Airdome PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten, dikutip dari keterangan pers, Minggu (7/12/2025).
1. Indonesia memiliki potensi bencana alam yang tinggi

Pratikno mengatakan, lokasi geografis Indonesia yang berada di kawasan cincin api (ring of fire) membuat negeri ini rentan terhadap berbagai bencana alam. Berbagai ancaman tersebut meliputi gempa bumi, letusan gunung berapi, dan bencana hidrometeorologi. Oleh karena itu, menurut dia, penguatan kapasitas pencarian dan pertolongan (SAR) adalah sebuah kebutuhan yang strategis.
Pratikno juga secara khusus menyoroti situasi bencana besar yang melanda wilayah Sumatra. Dia menegaskan, penyelamatan nyawa adalah prioritas yang harus dilakukan.
"Kita tidak memberikan toleransi apa pun, kita harus segera menyelamatkan warga. Menyelamatkan nyawa," kata dia.
2. Dampak bencana seringkali lebih luas daripada korban langsung

Tak hanya itu, Pratikno mengatakan, dampak bencana Sumatra jauh lebih luas daripada korban langsung karena banyak warga yang terisolasi akibat akses transportasi putus, listrik padam, dan telekomunikasi lumpuh. Kondisi ini menyebabkan semua warga di wilayah terdampak, termasuk yang tidak secara langsung terkena banjir, juga terdampak.
"Oleh karena itu korban bencana tidak bisa dihitung dari siapa yang kena banjir, tetapi semua orang yang tidak kena banjir juga korban," ujar dia.
Menanggapi hal tersebut, Pratikno mengatakan, penguatan kapasitas penyelamatan bencana harus dibangun melalui tiga pilar, yaitu sumber daya manusia yang cerdas, teknologi yang cerdas, dan kolaborasi yang cerdas.
"Kita harus belajar bersama-sama bagaimana kita menciptakan SDM yang smart dan juga memanfaatkan serta mengembangkan teknologi yang smart,” kata dia.
Lebih lanjut, pemerintah memberikan dukungan terhadap peningkatan kompetensi personel SAR. Dukungan tersebut tidak hanya mencakup keterampilan fisik, tetapi juga kemampuan dalam menguasai teknologi mutakhir. Hal ini diarahkan untuk menjamin keselamatan korban maupun keamanan tim penyelamat. Teknologi cerdas dinilai perlu untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat, operasi tanggap darurat, hingga tahap rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
3. Kolaborasi lintas negara penting dalam penanggulangan bencana

Pratikno mengatakan, kolaborasi lintas negara memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana. Forum Indonesia International Search and Rescue (IISAR) diharapkan dapat memperluas ruang pembelajaran bersama antarnegara, memperkuat adopsi teknologi, serta menghadirkan kerja sama yang lebih efektif di bidang pencarian dan pertolongan.
"Saya sungguh berharap IISAR ini bisa menjadi forum yang meningkatkan manusia yang cerdas untuk search and rescue, memanfaatkan dan mengembangkan teknologi cerdas untuk mitigasi, respon cepat, dan untuk rehabilitasi rekonstruksi, serta kolaborasi cerdas," ujar Pratikno














