Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BMKG Lakukan 4 Hal Ini untuk Berantas Informasi Hoax saat Bencana

IDN Times/Humas BMKG

Jakarta, IDN Times - Maraknya hoax atau informasi yang menyesatkan pasca-terjadi bencana alam di media sosial, menjadi perhatian serius Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Untuk mengatasi masalah tersebut, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerapkan langkah-langkah jitu untuk memeranginya.

"Informasi hoax saat maupun pasca-terjadinya bencana alam menjadi perhatian serius kami. Mengingat hal tersebut bisa menimbulkan rasa kecemasan, resah, hingga kepanikan korban bencana maupun keluarganya. Untuk itu, kami melakukan cara-cara jitu," ujar Dwikorita saat ditemui IDN Times di ruang kerjanya, Senin 19 Desember pagi.

Lalu apa saja yang dilakukan BMKG untuk mengantisipai masalah hoax?

1. Langsung on air jika terjadi bencana

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20171219/whatsapp-image-2017-12-19-at-94233-am-58c6def4d71a285503d28a79ed5912c4.jpeg

Begitu terjadi bencana alam, kata Dwikorita, seluruh jajaran BMKG di seluruh Indonesia diminta selalu siap dan melakukan on air di media terdekat, guna mengabarkan hal tersebut. 

"Seluruh jajaran BMKG di seluruh Indonesia harus siap sedia jika terjadi bencana. Siapa dan dimana pun harus melakukan penyebaran informasi segera mungkin, guna menghindari hal yang tidak diinginkan. Mengingat mereka sangat dekat dengan instrumen dan alat," ujar ibu dua anak ini. 

2. Tempatkan alat canggih

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20171219/whatsapp-image-2017-12-19-at-93835-am-d59f5c48256b4e06248c2c6d3f23cd8e.jpeg

Untuk mengetahui terjadinya bencana, kata Dwikorita, berapa kekuatan hingga kedalaman dan potensi bahaya tsunami, BMKG telah menempatkan ratusan alat canggih yang ada di 33 stasiun geofisika, yang meliputi 165 sensor seismograf (alat pencatat gempa) dan 285 accelerometer atau alat pencatat tingkat percepatan getaran tanah akibat guncangan tanah. 

"Alat ini semua sudah kita pasang di lokasi-lokasi yang dianggap berpotensi bahaya. Seperti di pantai, perairan, hingga pegunungan," jelas dia. 

3. Semuanya dipantau dalam satu aplikasi

Default Image IDN

Dwikorita mengatakan BMKG juga memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarkan informasi. Mengingat, semua alat dan instrumen yang ada telah terhubung dengan website hingga aplikasi. 

"Semua alat sudah terkoneksi dengan baik. Artinya semua petugas yang bertugas maupun tidak di seluruh Indonesia, bisa memantau karena data tercatat dan terekam. Dan ini semua terkait akurasi dan validasi serta tanggungjawab kami dalam menyampaikan informasi ke publik," kata dia. 

4. Pemantauan pasca-bencana

Default Image IDN

Untuk menekan penyebaran informasi hoax, Dwikorita melanjutkan, BMKG pun secara terus menerus memantau secara intensif perkembangan terbaru dari sebuah bencana.

"Pemantauan kita lakukan sesuai dengan standard operating procedure (SOP) yang ada. Mulai dari saat kejadian hingga penurunan status pasca-bencana. Sehingga peluang penyebaran hoax tidak sampai membuat masyarakat resah," ungkap dia.

Hal ini dilakukan, menurut Dwikorita, sebagai bentuk memberikan pemahaman sekaligus membentengi masyarakat dari informasi yang hoax.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Iman Suryanto
EditorIman Suryanto
Follow Us