BMKG Minta Waspada Cuaca Ekstrem di Wilayah Timur Indonesia

- Pusat sirkulasi siklon sudah terpantau di wilayah Laut Timor selatan
- Bibit siklon ini membawa intensitas kecepatan angin tinggi dan diprediksi tumbuh menjadi siklon tropis
- Dampak pergerakan Bibit Siklon 97S berupa hujan lebat, gelombang tinggi, dan potensi genangan serta banjir pesisir
Jakarta, IDN Times – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait peningkatan status Bibit Sikon Tropis 97S di wilayah Laut Timor selatan. Bibit siklon ini berpeluang tinggi berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan.
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan, masyarakat di wilayah timur Indonesia diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat dan gelombang tinggi akibat dampak penguatan status 97S.
"BMKG hadir memantau perkembangan 97S ini setiap saat. Masyarakat tidak perlu cemas, kuncinya adalah tetap waspada dan terus memantau informasi resmi. Mari kita jaga keselamatan diri dan keluarga dengan mengikuti arahan petugas di lapangan serta menghindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi," kata Faisal dalam keterangannya.
1. Pusat sirkulasi siklon sudah terpantau

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan berdasarkan pemantauan melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), pusat sirkulasi 97S berada di sekitar koordinat 10.0°LS 130.6°BT.
Saat ini, struktur sirkulasinya terpantau semakin tertutup dengan perluasan area berawan yang telah mencakup lebih dari setengah lingkaran di sekitar pusat sistem.
“Penguatan status 97S didukung oleh kondisi atmosfer dan laut yang sangat kondusif, termasuk suhu muka laut yang hangat (28–30°C) serta aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) yang aktif di wilayah tersebut,” ujar Guswanto.
2. Bibit siklon ini membawa intensitas kecepatan angin tinggi

Dalam periode Kamis (20/11) dini hari mendatang, bibit ini diprediksi tumbuh menjadi siklon tropis di sekitar posisi 9.1°LS 132.5°BT dengan intensitas kecepatan angin yang dapat meningkat hingga 50 knot.
Sementara arah pergerakannya dalam 24–48 jam ke depan diperkirakan bergerak ke timur hingga timur laut, sebelum berbelok ke Tenggara dalam 72 jam berikutnya.
3. Dampak pergerakan Bibit Siklon 97S

Berdasarkan hasil analisis BMKG, terdapat dampak langsung maupun tidak langsung dari keberadaan Bibit Siklon 97S terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di wilayah Indonesia Timur dalam 24 jam ke depan. Hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di wilayah Maluku, serta hujan intensitas sedang hingga lebat di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sementara gelombang tinggi (2.5–4.0 meter) berpotensi terjadi di Laut Arafura bagian barat hingga tengah. Pun, gelombang Sedang (1.25–2.5 meter) berpotensi terjadi di Samudra Hindia selatan NTT, Perairan selatan NTT, Laut Sawu, Perairan Kepulauan Leti hingga Kepulauan Tanimbar, dan Laut Banda.
Menindaklanjuti hal itu, Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, meminta pemerintah daerah dan pihak terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kemungkinan dampak lanjutan seperti genangan, banjir pesisir, gangguan transportasi laut, dan kerusakan infrastruktur.
“BMKG melalui TCWC Jakarta terus melakukan pemantauan intensif selama 24 jam penuh terhadap pergerakan sistem ini. Kami menekankan pentingnya mengakses informasi resmi melalui kanal kami dan menghindari penyebaran informasi yang belum dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Andri.

















