Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BMKG: Tanah DKI Jenuh Serap Air Hujan, Waspada Banjir Hingga 2 Bulan

(Banjir di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Selasa (25/2)) IDN Times/Lia Hutasoit

Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, tanah di Jakarta mulai jenuh menyerap air hujan.

Fenomena itulah, kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab, yang kemudian membuat banjir di Jakarta meluas hingga ke daerah lainnya.

1. Hujan yang terus menerus membuat tanah semakin kecil menyerap air

Kondisi Pemukiman Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat (25/2). (IDN Times/Lia Hutasoit)

Pernyataan tersebut disampaikan Fachri dalam acara Indonesia Lawyers Club dengan tema “Jakarta Dirundung Banjir: Salahkah Anies?"

“Analisa kami hujan tanggal 1 Januari yang langsung tinggi membuat tanah jenuh menerima air, (tanah) menyerap air semakin kecil karena terlalu sering,” kata Fachri, Selasa (25/2) malam.

2. Banjir di Jakarta disebabkan curah hujan yang tinggi

Banjir di Pondok Kacang, Tangsel (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Ia menjelaskan, banjir di Jakarta kali ini salah satu penyebab utamanya adalah karena curah hujan yang tinggi hingga mencapai 241 milimeter.

“Kondisi pasang laut tidak maksimal, pemicu utamanya curah hujan. Di hulu, dari data kami dilihat dominan (hujan) di atas Jakarta bukan di hulu curah hujan tinggi,” ujarnya.

3. Warga Jakarta harus waspada hingga dua bulan ke depan

Anies Baswedan di Pintu Air Karet, Jakarta, Selasa (25/2) (IDN Times/Gregorius Aryodamar P.)

BMKG memprediksi, curah hujan tinggi akan terus berlangsung di Jakarta hingga dua bulan ke depan. Masyarakat diimbau waspada.

“Saat ini Indonesia khususnya Jabodetabek puncak musim hujan diperkirakan berakhir di pertengahan April nanti. Sampai akhir April masih waspada banjir,” tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fitang Budhi Adhitia
EditorFitang Budhi Adhitia
Follow Us