Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BNPT Ungkap Rekrutmen Terorisme Lewat Media Sosial

Screenshot 2025-11-24 124123.png
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), Kolonel (SUS) DR. Harianto dalam agenda webinar Perlindungan Anak dari Jaringan Terorisme di Ranah Daring (Youtube/KemenPPPA)
Intinya sih...
  • Lahan atau medan peperangan lewat platform online
  • Media sosial menjadi arena utama kelompok ekstrem menembus generasi muda
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyoroti perubahan pola rekrutmen jaringan terorisme yang kini bergerak agresif melalui media sosial dan platform digital. Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), Kolonel (SUS) Harianto menilai hal ini sebagai tantangan baru karena perekrutan tidak lagi langsung dan tertutup, tetapi terbuka dan masif di ruang daring.

“Kalau dulu, kita tadi di gaya lamanya gitu ya. Kalau dulu secara langsung, kemudian dalam hal bagaimana perekutan itu juga face to face secara langsung pula, bagaimana melalui pertemanan, melalui ketokohan, kemudian rekrutmennya tertutup, pembaitannya pun secara langsung,” kata dia dalam diskusi "Perlindungan Anak dari Jaringan Terorisme di Ranah Daring," dikutip Senin (24/11/2025).

1. Lahan atau medan peperangan lewat platform online

Ilustrasi terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi terorisme (IDN Times/Sukma Shakti)

Menurut Harianto, pola tersebut kini telah berubah sepenuhnya, dari yang dulu dilakukan secara langsung dan tertutup, kini semakin terbuka.

“Terorisme baru menggunakan media kita, menggunakan media yang kita sudah tidak asing lagi dan selalu menyertainya,” kata dia.

Media sosial disebut menjadi arena utama kelompok ekstrem untuk menembus segmen masyarakat luas, terutama generasi muda.

“Ini yang menjadi lahan atau medan peperangannya lewat website, lewat media sosial, pesan-pesan sosial pula sehingga mulai dari awal rekrutmenya terbuka, pembaikatannya pun lewat media. Ini yang harus diantisipasi,” kata dia.

2. Ada temuan 2.163 konten radikal ancam anak di ruang siber

ilustrasi terorisme (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi terorisme (IDN Times/Aditya Pratama)

Harianto memaparkan temuan masif aktivitas kelompok radikal di ruang siber sepanjang tahun dengan total 2.163 konten bermuatan ekstremisme yang berhasil diidentifikasi.

"Ada kuantitas temuan di ruang siber bahwa perekutan, pendanaan, propaganda. Kemudian bagaimana pelatihan, perencanaan, pelaksanaan. Bahkan pada ruang persembunyian dan paramiliter ini ditemukan di ruang siber," ujar dia.

3. Propaganda mendominasi temuan di ruang siber

Ilustrasi terorisme. (IDN Times/Sukma Shakti)
Ilustrasi terorisme. (IDN Times/Sukma Shakti)

Propaganda juga tercatat mendominasi dengan 1.700 temuan, termasuk 291 propaganda yang secara eksplisit mengarah pada ajakan serangan jihad.

"Temuan ini menunjukkan internet masih dimanfaatkan secara agresif oleh jaringan ekstrem untuk menyebar ideologi kekerasan dan memengaruhi anggota baru.," kata dia.

Selain propaganda, BNPT juga menemukan 73 konten berkaitan dengan pendanaan, mengindikasikan adanya upaya penggalangan dana digital bagi aktivitas terorisme. Pada kategori perekrutan, terdapat 28 temuan yang menandakan ruang siber dipakai sebagai kanal untuk menjaring calon anggota baru.

Temuan lainnya mencakup pelatihan 19 temuan, perencanaan 10 temuan, pelaksanaan serangan 291 temuan, persembunyian 10 temuan, penyedia logistik 19 temuan, serta paramiliter 13 temuan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us

Latest in News

See More

Gedung di Beirut Diserang Israel, Petinggi Hizbullah Dikabarkan Tewas

24 Nov 2025, 18:33 WIBNews