BNPT Ungkap 2.163 Konten Radikal Mengancam Anak di Ruang Siber

- Propaganda tercatat mendominasi dengan 1.700 temuan, termasuk 291 propaganda yang secara eksplisit mengarah pada ajakan serangan jihad.
- Temuan ini menunjukkan bahwa internet masih dimanfaatkan secara agresif oleh jaringan ekstrem untuk menyebar ideologi kekerasan dan memengaruhi anggota baru.
- Selain propaganda, BNPT juga menemukan 73 konten berkaitan dengan pendanaan, mengindikasikan adanya upaya penggalangan dana digital bagi aktivitas terorisme.
Jakarta, IDN Times - Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT), Kolonel (SUS) DR. Harianto memaparkan temuan masif aktivitas kelompok radikal di ruang siber sepanjang tahun, dengan total 2.163 konten bermuatan ekstremisme yang berhasil diidentifikasi.
Data tersebut disampaikan Harianto saat diskusi bertemakan Perlindungan Anak dari Jaringan Terorisme di Ranah Daring.
"Ada kuantitas temuan di ruang siber. Bahwa perekutan, pendanaan, propaganda. Kemudian juga bagaimana pelatihan, perencanaan, pelaksanaan. Bahkan pada ruang persembunyian dan paramiliter ini ditemukan di ruang siber," kata dia dikutip Senin (24/11/2025).
1. Propaganda mendominasi temuan di ruang siber

Propaganda tercatat mendominasi dengan 1.700 temuan, termasuk 291 propaganda yang secara eksplisit mengarah pada ajakan serangan jihad.
Temuan ini menunjukkan internet masih dimanfaatkan secara agresif oleh jaringan ekstrem, untuk menyebar ideologi kekerasan dan memengaruhi anggota baru.
2. Catat ada 72 konten berkatian dengan pendanaan

Selain propaganda, BNPT juga menemukan 73 konten berkaitan dengan pendanaan, mengindikasikan adanya upaya penggalangan dana digital bagi aktivitas terorisme.
Pada kategori perekrutan, terdapat 28 temuan yang menandakan ruang siber dipakai sebagai kanal untuk menjaring calon anggota baru. Temuan lainnya mencakup pelatihan 19 temuan, perencanaan 10 temuan, pelaksanaan serangan 291 temuan, persembunyian 10 temuan, penyedia logistik 19 temuan, serta paramiliter 13 temuan.
3. Konten intoleran dan takfiri masih terus disebarkan lewat media sosial

BNPT menilai pola tersebut sebagai bukti kuat ekosistem digital masih menjadi arena strategis kelompok ekstremis.
Sebaran konten intoleran dan takfiri, terutama melalui media sosial, menunjukkan narasi kebencian serta pengkafiran masih diproduksi secara aktif, yang dinilai memiliki potensi mendorong masyarakat pada tindakan ekstrem.


















