Bupati Sleman Positif COVID-19 Setelah Divaksinasi, Ini Kata Kemenkes

Jakarta, IDN Times - Bupati Sleman Sri Purnomo diketahui positif COVID-19 usai mendapatkan suntikan pertama vaksin COVID-19, vaksin Sinovac. Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi menduga, kemungkinan saat divaksinasi Sri Purnomo berada dalam masa inkubasi COVID-19.
Nadia menerangkan, Sri Purnomo melakukan vaksinasi COVID-19 untuk suntikan pertama pada 14 Januari 2021, namun belum mendapatkan suntikan kedua. Vaksin Sinovac sendiri merupakan vaksin yang berisi virus mati atau inactivity, jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.
“Jika melihat rentang waktu dari Bapak Bupati maka sangat mungkin pada saat Bapak Bupati divaksinasi beliau ini berada dalam masa inkubasi COVID-19, di mana tentunya sudah terpapar virus COVID-19 tapi tidak menunjukkan gejala,” kata Nadia di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (22/1/2021).
1. Hasil pemeriksaan swab, Sri Purnomo positif COVID-19 pada 20 Januari

Menurut Nadia, secara alamiah waktu antara terpapar virus dan munculnya gejala atau load virus itu sedang tinggi-tingginya sekitar pada 5 sampai 6 hari.
Karena itu, dugaan ini dinilai pas karena Sri Purnomo divaksinasi pada 14 Januari sementara hasil pemeriksaan swab positif pada 20 Januari.
"Kami turut prihatin dengan Bupati Sleman yang saat ini Bapak Sri Purnomo yang dinyatakan positif COVID-19. Kami sampaikan kondisi beliau saat ini baik dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Beliau saat ini hampir berusia 60 tahun dan beliau sedang melakukan isolasi mandiri di rumah dinas,” kata Nadia.
2. Vaksinasi COVID-19 membutuhkan 2 kali dosis penyuntikan

Nadia menjelaskan, vaksinasi COVID-19 membutuhkan 2 kali dosis penyuntikan. Suntikan pertama dilakukan untuk memicu respons kekebalan awal, yang selanjutnya akan dilanjutkan dengan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.
Hal ini memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif, di masa yang akan datang.
Suntikan kedua berfungsi sebagai booster untuk membentuk antibodi secara optimal dan imunitas. Ini baru akan terbentuk secara baik setelah 3 minggu suntikan kedua.
“Untuk itu perlu dipahami bersama meskipun kita sudah divaksinasi COVID-19, masih ada risiko terpapar virus COVID-19. Namun, tentunya diharapkan vaksin ini akan dapat mengurangi kemungkinan sakit berat,” ucap Nadia.
3. Masih butuh waktu untuk mencapai kekebalan kelompok

Proses pemberian vaksinasi tetap dilakukan seperti yang sudah ditargetkan bagi seluruh masyarakat. Nadia berpesan, meski sudah ada program vaksinasi semua masyarakat masih punya kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan.
"Tetap harus menjaga diri juga masih butuh waktu bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa mencapai kekebalan kelompok, sehingga upaya 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan pakai sabun) dan 3T (Tracing, Testing, Treatment), serta vaksinasi harus tetap dijalankan secara bersamaan.