Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cerita Emak-emak Pasrah Gas LPG 3 Kg Langka, 3 Hari Tidak Bisa Masak

Khusnul Khotimah kesulitan membeli gas LPG. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Seorang ibu rumah tangga warga Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat (Jakbar) bernama Khusnul Khotimah, mengaku hanya bisa pasrah karena kesulitan membeli gas LPG 3 kg.

Khotimah merupakan salah satu dari warga yang membeli tabung gas LPG 3 kg di pangkalan Toko Kevin yang disambangi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia. Rumahnya tak jauh dari Toko Kevin. Ia mendapat info pemerintah kembali memasok gas LPG di daerahnya tersebut.

Khotimah mengaku sempat tak bisa membuat dapur miliknya ngebul. Untuk bisa mengisi perut dirinya dan keluarga, ia membeli makanan siap saji dari luar untuk mengisi perut.

"Ya kemarin langka, saya tiga hari gak masak. Jadi nyari ke mana-mana, sempat tiga hari gak masak," tutur dia sambil tersenyum saat ditemui sebelum Bahlil tiba di lokasi.

"Muter-muter, nyari. Gak ada yang jual, gak dapat satu pun. Saya ngider, ada 10 warung, gak dapat. Akhirnya saya pasrah tiga hari. Beli makan di luar," sambungnya.

Khotimah mengaku tak masalah dengan keputusan pemerintah membuat aturan, yaitu konsumen harus menunjukkan KTP untuk bisa membeli satu tabung gas.

Rumah tangga Khotimah sendiri bisa menghabiskan satu tabung dalam kurun waktu seminggu. Biasanya, ia merogoh dompet sebesar Rp19 ribu sampai Rp20 ribu untuk membeli gas LPG 3 kg.

"Gak masalah, saya mah nurut ajalah kebijakan pemerintah gimana. Saya kan punya dua, buat cadangan, kan bisa ngisi kalau satu kosong," ucap dia.

Ia berharap, pemerintah bisa mencari solusi di tengah kegelisahan masyarakat karena terbatasnya gas pasokan LPG subsidi. Di samping ketersediaannya yang kosong, masyarakat juga dihadapkan dengan membeludaknya harga gas LPG 3 kg.

Di sekitar rumahnya, kata Khotimah, harga tabung yang biasa disebut gas melon itu mencapai Rp22 ribu. Harga ini sangat jauh dari harga yang dijual pemerintah.

Terpisah, Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia mengaku, pemerintah kesulitan mengontrol harga gas LPG tiga kilogram. Bahkan, ia mendapat laporan ada warung eceran yang menjual gas LPG 3 kg seharga Rp25 ribu. Padahal seharusnya, dengan bantuan subsidi pemerintah, harga jual ke masyarakat cuma Rp15 ribu.

"Harga di tingkat masyarakat harusnya per kilogram tidak lebih dari 5 ribu. Artinya satu tabung harusnya cuman 15 ribu karena subsidi negara per tabung itu Rp36.000," ucap Bahlil di lokasi.

"Artinya kalau (dijual) Rp25 ribu kan berarti subsidi kita berpotensi besar untuk tidak tepat sasaran," sambungnya.

Oleh sebab itu, saat ini pemerintah berupaya melakukan penataan terkait sistematis pasokan dan pembelian dari Pertamina, agen, pangkalan, hingga ke masyarakat.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mohamad Aria
Deti Mega Purnamasari
Mohamad Aria
EditorMohamad Aria
Follow Us