Cara Mencegah Longsor Susulan di Bantul, Menurut Ahli Geologi UGM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Bencana tanah longsor susulan masih mengintai warga di desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Terlebih jika kembali terjadi hujan dengan intensitas tinggi seperti pada hari Minggu (17/3) lalu.
Pakar Geologi UGM, Dr. Wahyu Wilopo, mengatakan hujan lebat menjadi faktor utama yang menyebabkan longsor di daerah Imogiri. Hujan dengan intensitas tinggi dan juga gempa akan memicu munculnya longsoran susulan di wilayah itu.
Baca Juga: Antisipasi Longsor Susulan, Calon Makam Sultan akan Ditutupi Terpal
1. Menutup retakan tanah dengan material kedap air
Guna mencegah bencana yang lebih parah, Wahyu merekomendasikan sejumlah langkah penting. Salah satunya dengan menutup retakan tanah dengan material kedap air. Langkah tersebut perlu dilakukan untuk menghambat air hujan masuk ke retakan yang dapat memicu terjadinya longsor susulan.
“Menutup retakan-retakan yang ada dengan material kedap air, seperti terpal, agar air tidak masuk ke dalam retakan,” terangnya, Kamis (21/3)
2. Gerakan tanah di kompleks pemakaman secara umum memiliki karakteristik tipe luncuran
Menurut kajian geologi gerakan tanah dan banjir di Kabupaten Bantul, khususnya di kompleks Pemakaman Raja-raja Mataram, gerakan tanah di kompleks pemakaman tersebut secara umum memiliki karakteristik tipe luncuran. Gerakan tanah ini merupakan longsor dengan bidang luncur yang berbentuk kurva melengkung.
Gerakan tanah di selatan pemakaman mengikuti alur sungai musiman sehingga berubah menjadi aliran debris. Longsor berdampak pada rumah warga dan akses jalan.
3. Pintu barat Pemakaman berpotensi runtuh
Editor’s picks
Retakan utama berada di sisi barat bangunan calon makam Sri Sultan HB X, Gubernur DIY dan Raja Kesultanan Yogyakarta saat ini, dengan lebar sekitar 25 meter dan kedalaman kurang lebih 25 meter.
Sementara arah retakan N95°E (barat-timur) dengan arah pergerakan ke selatan. Panjang retakan sekitar 25 meter, penurunan tanah sekitar 30 cm dan lebar bukaan 10 cm.
Berikutnya, di sisi utara bangunan calon makam HB X ada retakan sepanjang 10 cm dengan arah pergerakan ke utara. Retakan lainnya memiliki panjang kurang lebih 25 meter dengan arah pergerakan relatif ke timur.
“Lokasi yang berpotensi runtuh ada di sisi pintu masuk bagian barat,” sebut Wahyu.
4. Perlu penataan sistem drainase agar tak bergerak bebas dipermukaan
Lebih lanjut, Wahyu menyampaikan upaya mitigasi lain yang dapat dilakukan untuk mencegah longsor susulan ialah dengan membersihkan material yang tidak stabil di sekitar retakan, misalnya bongkahan batu. Perlu juga dilakukan penataan sistem drainase agar aliran air tidak bergerak secara bebas di permukaan.
Meningkatkan pemahaman dan kewaspadaan warga mengenai bencana gerakan tanah juga sama pentingnya dengan upaya mitigasi. Apabila terjadi hujan lebat, masyarakat diharapkan mengecek kondisi di atas lahan apakah terjadi retakan atau tidak.
“Jika ada retakan, masyarakat diharapkan bisa segera melapor ke pihak berwajib dan mengungsi ke tempat aman. Hanya saja masyarakat terkadang tidak aware,” paparnya.
Menurut Wahyu, masyarakat yang tinggal di kawasan rentan bencana longsor harus ramah terhadap lingkungan dengan melakukan pemantauan rutin kondisi tahan.
Baca Juga: Sultan HB X: Makam Longsor Karena Perencanaan Tidak Cermat