Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dedi Mulyadi Tepis Tudingan Jakarta Banjir karena Kiriman dari Bogor

WhatsApp Image 2025-07-10 at 15.01.34.jpeg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Rakor KPK Jakarta Utara (YouTube.com/KPK)
Intinya sih...
  • Bendungan Ciawi belum maksimalDedi menyinggung keberadaan Bendungan Ciawi yang belum maksimal mengurangi banjir karena aliran air tetap mengalir ke hilir. Ia menekankan pentingnya penataan di wilayah hilir agar dampak banjir bisa benar-benar diminimalisir.
  • Banjir akan datang jika sungai tak diurukIa menegaskan, selama kondisi sungai masih dangkal dan sempit, serta rawa-rawa terus diuruk untuk pembangunan, banjir akan sulit dihindari.
  • Upaya pengendalian banjir oleh Dedi MulyadiTerkait upaya pengendalian banjir, Dedi mengatakan berbagai langkah sudah mulai dijalankan. Di antaranya merevisi tata

Jakarta, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menepis tudingan soal banjir yang melanda Jakarta disebabkan kiriman banjir dari Bogor. Ia menegaskan, aliran air dari wilayah hulu ke hilir merupakan proses alami, bukan faktor tunggal penyebab banjir.

Menurut Dedi, istilah 'banjir kiriman' kurang tepat, karena pada dasarnya air akan selalu mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah. Hal ini, kata dia, merupakan bagian dari siklus alam yang wajar.

“Gak ada banjir kiriman dari Bogor. Air itu mengalir dari dataran tinggi ke dataran rendah itu hukum alam,” ujar Dedi dalam Rakor KPK di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/7/2025).

1. Bendungan Ciawi belum maksimal

Peresmian Bendungan Ciawi oleh Presiden Joko Widodo (jabarprov.go.id)
Peresmian Bendungan Ciawi oleh Presiden Joko Widodo (jabarprov.go.id)

Dedi menyinggung keberadaan Bendungan Ciawi yang belum maksimal mengurangi banjir, karena aliran air tetap mengalir ke hilir. Ia menekankan pentingnya penataan di wilayah hilir agar dampak banjir bisa benar-benar diminimalisasi.

“Bendungan Ciawi itu kan airnya cuma mampir, lalu terus jalan. Jadi perlu ada langkah-langkah penataan di hilirnya. Sungai-sungai di Jakarta harus segera ditata,” ujarnya.

2. Banjir akan datang jika sungai tak diuruk

Bendung Katulampa Siaga 3 Banjir Jakarta, Senin (3/3/2025) malam. (Pos Jaga Bendung Katulampa).
Bendung Katulampa Siaga 3 Banjir Jakarta, Senin (3/3/2025) malam. (Pos Jaga Bendung Katulampa).

Dedi menegaskan, selama kondisi sungai masih dangkal dan sempit, serta rawa-rawa terus diuruk untuk pembangunan, banjir akan sulit dihindari.

“Selama sungai masih dangkal, masih sempit, dan rawa-rawa terus diuruk, banjir pasti akan tetap terjadi,” ujar politikus Partai Gerindra itu.

3. Upaya pengendalian banjir oleh Dedi Mulyadi

WhatsApp Image 2025-06-17 at 12.34.15 (3).jpeg
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di Hotel Borobudur Jakarta Pusat (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Terkait upaya pengendalian banjir, Dedi mengatakan, berbagai langkah sudah mulai dijalankan. Di antaranya merevisi tata ruang, membongkar bangunan yang menutup aliran sungai, hingga menata kembali wilayah hulu. Namun ia mengakui, proses perbaikan lingkungan memerlukan biaya besar.

“Langkah-langkahnya terus dilakukan. Kita akan revisi tata ruang, bangunan yang menutup daerah aliran sungai dibongkar, hulu sungai kita tata. Tapi biayanya sangat mahal ya. Recovery lingkungan itu jauh lebih mahal dibanding pembangunan,” jelas Dedi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us