Dicurigai Sebagai Intelijen, Warga di Pegunungan Bintang Dipenggal

Timika, IDN Times - Beredar video seorang warga dibantai sekelompok orang yang mengatasnamakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (19/7/2022).
Video berdurasi 2.50 detik itu memperlihatkan, sekelompok orang menyampaikan pernyataan sikap menolak adanya pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua, serta mengancam masyarakat pendatang untuk tidak datang ke Yahukimo.
Usai menyampaikan pernyataan sikap tersebut, selanjutnya dilakukan penyerahan diduga kepala manusia di Markas Matoa Besar Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
1. Polda Papua benarkan video kekerasan itu

Menanggapi video yang beredar, Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal, membenarkan video kekerasan terhadap warga sipil yang dilakukan KKB di wilayah Pegunungan Bintang.
"Jadi awal mulanya itu Selasa malam itu kita dapat informasi tentang beredarnya kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan kelompok KKB, kemudian mereka melakukan eksekusi terhadap warga masyarakat di sana," kata Kamal saat ditemui di Bandara Mosez Kilangin Timika, Kamis (21/7/2022).
2. Video kekerasan dibuat di Pegunungan Bintang

Setelah didalami, video kekerasan tersebut benar terjadi, namun untuk tempat kejadian bukan di Yahukimo, melainkan di Pegunungan Bintang.
"Setelah kita terima dan pelajari, jadi memang kalau disebutkan Koroway itu di Yahukimo perbatasan dengan Asmat, tapi wilayah terjadi kekerasan itu di wilayah Pegunungan Bintang," kata Kamal.
3. Jenazah korban kekerasan akan dievakuasi ke Boven Digul

Hingga saat ini, korban belum bisa dievakuasi ke Boven Digul, karena faktor cuaca dan masalah teknis lainnya.
"Mudah-mudahan evakuasi korban berjalan dengan lancar melalui Boven Digul, dan akan dikembalikan ke kampung halamannya," kata Kamal.
4. Masyarakat diimbau beraktivitas di tempat yang aman dan tidak perlu ambil risiko

Sebagai pelindung masyarakat, kepolisian akan memberikan penguatan kepada masyarakat yang berada di wilayah rawan kekerasan.
Kendati, kata Kamal, masyarakat tidak perlu mengambil risiko apabila kondisi keamanan tidak menjamin untuk beraktivitas, dan sebaiknya mencari tempat yang aman.
"Jadi tentang kita tetap memberikan penguatan kepada masyarakat, kita hadir di Papua untuk merantau, dan ada juga yang ke Papua dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kenegaraan," tutur dia.