Difabel di Jakarta Dapat Privilege, Pramono: Mereka Butuh Didengar

- Kartu Disabilitas dan Pasukan Putih untuk layani masyarakat
- Kelompok difabel dapat peran yang nyata
Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan, Pemprov DKI ingin membuat ekosistem ketenagakerjaan Jakarta yang inklusif dan berkeadilan dalam rangka Hari Disabilitas Internasional.
"Sekarang ini di Jakarta, mungkin di antara kota-kota besar di dunia yang memberikan privilege atau spesial untuk kelompok disabilitas ini kita berbagai lapisan," ujar Pramono, di Taman Ismail Marzuki, Senin (3/11/2025)
1. Kartu Disabilitas dan Pasukan Putih untuk layani masyarakat

Pramono mengatakan, Pemprov DKI sudah memberikan Kartu Disabilitas yang bisa mendapatkan berbagai fasilitas gratis termasuk transportasi umum baik MRT, LRT Jakarta, TransJakarta, maupun mikrotrans, dan sebagainya.
Kemudian, lanjut Pramono, Pemprov juga menyiapkan 584 Pasukan Putih yang siap melayani lansia dan difabel.
"Jika mereka mengeluh tentang kesehatannya, maka bisa menghubungi Pasukan Putih ini. Saya mendapatkan laporan Pasukan Putih ini sekarang mendapatkan apresiasi yang luar biasa terutama dari kelompok disabilitas dan juga lansia yang ada di Jakarta, karena saat begitu ditelepon, sehari satu Pasukan Putih bisa sampai 5 sampai 6 tempat mereka berinteraksi para disabilitas yang ada di Jakarta," ujar dia.
2. Pasukan Putih sudah dilatih

Pramono mengatakan, Pasukan Putih memang dilatih untuk menghadapi lansia dan difabel yang rata-rata keluhan hanya ingin didengar.
"Di Jakarta sekarang ini kelompok yang disabilitas benar-benar berkeinginan mendapatkan perhatian secara khusus dari pemerintah, dan pemerintah harus hadir," kata dia.
3. Kelompok difabel dapat peran yang nyata

Pramono mengatakan, secara pribadi kelompok difabel harus mendapatkan peran yang nyata dan konkret sehingga di Balai Kota dan di ruang publik, Pemprov DKI menyiapkan kafe yang dikelola difabel, Difabis
"Saya yakin satu-satunya pemerintah yang semua kantor pemerintahannya itu ada Difabis. Bahkan sekarang ini di Dukuh Atas kami juga menyiapkan kafe Difabis. Kenapa ini secara konkret kita adakan? Karena saya meyakini bahwa inilah yang sebenarnya dibutuhkan secara riil di lapangan," kata dia.

















