Beda Rapid Test, Pemeriksaan Swab, dan Metode PCR, Mana Lebih Akurat?

Tiap alat memiliki kelebihan dan kekurangan

Jakarta, IDN Times - Pemerintah sudah menyiapkan 125.000 alat rapid test atau tes cepat untuk mendeteksi keberadaan virus corona atau COVID-19. Sejumlah daerah sudah melakukan tes cepat tersebut, antara lain Depok, Bogor, Bekasi, dan akan disusul kota-kota lainnya.

Banyak yang mengira rapid test ini menggunakan swab seperti tes virus corona yang dilakukan Balitbangkes selama ini. Padahal, rapid test dan pemeriksaan swab adalah pemeriksaan yang berbeda.

Berikut ini perbedaan rapid test berdasarkan wawancara dengan petugas analisis laboratorium rumah sakit swasta di Bekasi, Ida.

1. Rapid test menggunakan darah, kalau swab memeriksa dari lendir di tenggorokan

Beda Rapid Test, Pemeriksaan Swab, dan Metode PCR, Mana Lebih Akurat?Humas Pemprov DKI Jakarta

Petugas analisis yang bertugas memeriksa rapid test door to door di Bekasi, Ida, mengatakan rapid test menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan.

2. Hasil tes cepat bisa keluar dalam 15 menit, sementara metode PCR lebih lama

Beda Rapid Test, Pemeriksaan Swab, dan Metode PCR, Mana Lebih Akurat?Dok.Humas Jabar

Ida mengatakan untuk hasil tes rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit.

"Jika lebih dari 15 menit hasilnya tidak tentu artinya bisa tiba-tiba berubah positif atau sebaliknya negatif jadi yang dibaca hasilnya sebelum 15 menit," ujarnya pada Kamis (26/3).

Sementara itu, pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu 1-3 hari untuk mendapatkan hasil.

Hasil pemeriksaan rapid test maupun PCR juga bisa keluar lebih lama dari itu, apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel, sudah penuh. Sehingga, sampel yang masuk harus antre lama untuk bisa diperiksa.

Baca Juga: Mirip Test Pack, Alat Rapid Test Deteksi Virus Corona dalam 15 Menit

3. Jika hasil rapid test dinyatakan positif bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi COVID-19

Beda Rapid Test, Pemeriksaan Swab, dan Metode PCR, Mana Lebih Akurat?Dok.Humas Jabar

Dilansir dari laman Sehatq.com, rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah. IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat mengalami infeksi virus. Jadi, jika di tubuh terjadi infeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah.

Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh. Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan positif. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi COVID-19.

Sehingga hasil rapid test yang positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yakni pemeriksaan swab tenggorokan atau hidung. Pemeriksaan swab dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh.

Sampel lendir yang diambil dengan metode swab nantinya akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil akhir dari pemeriksaan ini, nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus SARS-COV2 (penyebab COVID-19) di tubuh Anda.

4. Pemeriksaan rapid test cepat dan mudah namun tidak akurat

Beda Rapid Test, Pemeriksaan Swab, dan Metode PCR, Mana Lebih Akurat?Humas Pemprov DKI Jakarta

Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan mudah untuk dilakukan. Cara ini juga bisa menjadi alternatif skrining cepat untuk mendata orang-orang yang butuh pemeriksaan lanjutan. Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis COVID-19.

Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab. Sementara itu pasien yang negatif, mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.

Sebab IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid test, tidak langsung terbentuk jika terinfeksi. Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk.

Jadi, kalau menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif. Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu.

Begitupun saat hasil rapid test-nya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu. Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi COVID-19.

Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu Anda benar terinfeksi COVID-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah, misalnya.

5. Pemeriksaan swab metode akurat deteksi virus corona

Beda Rapid Test, Pemeriksaan Swab, dan Metode PCR, Mana Lebih Akurat?Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (IDN Times/Dini Suciatinungrum)

Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus corona atau COVID-19. Namun sayang pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit. Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus.

Baca Juga: Curhat Pasien COVID-19 yang Lama Tunggu Hasil Tes Swab

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya