Greenpeace: Wakil Bupati Sangihe Bersama Rakyat Tolak Tambang Emas

Wakil Bupati Sangihe dinilai sosok pemimpin yang berani

Jakarta, IDM Times - "Kasihan, rakyat, anak cucu kita, bakal jadi korban nantinya akibat limbah pengolahan emas itu". Kalimat itu sering diucapkan almarhum Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Helmud Hontong.

Sejak menjadi wakil bupati pada 2017, Helmud berdiri bersama rakyat menolak tegas usaha pertambangan emas yang dikelola PT Tambang Mas Sangihe (TMS).

"Sebelum meninggal dunia. Beliau telah mengajukan surat permohonan izin operasi pertambangan emas di atas tanah seluas 42 ribu hektare yang berada di wilayahnya Kementerian ESDM," tulis organisasi lingkungan, Greenpeace Indonesia, dalam akun Instagramnya yang dikutip IDN Times, Sabtu (12/6/2021).

Helmud bahkan bersafari mengantar surat penolakan tersebut ke berbagai Kementerian. Mulai Kementerian ESDM, Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, dan Kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) dalam waktu sehari penuh.

1. Tak banyak pemimpin di Indonesia yang berani bersuara

Greenpeace: Wakil Bupati Sangihe Bersama Rakyat Tolak Tambang EmasWakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong di ruang kerjanya. ANTARA/HO-Dok. Pribadi.

Baca Juga: Sosok Wakil Bupati Sangihe Menurut Walhi: Aktif Tolak Tambang

Greenpeace menilai Helmud merupakan sosok pemberani. Mereka menilai saat ini tidak banyak pemimpin di Indonesia yang berani bersuara dan bekerja untuk kepentingan rakyatnya.

"Ada rakyatnya yang sudah melakukan demo penolakan berkali kali terhadap pembangunan PLTU, ada rakyatnya yang sampai melakukan aksi menyemen kaki di depan Istana Negara menolak pabrik semen, bahkan ketika gugatan warga dimenangkan pengadilan pun tetap saja tidak digubris oleh pemimpin daerahnya tersebut," bebernya.

"Almarhum Helmud Hontong adalah sebuah pengecualian, Wakil Bupati Kepulauan Sangihe ini berani berdiri bersama rakyatnya untuk menolak keberadaan perusahaan tambang yang merusak pulaunya," imbuh Greenpeace.

2. Helmud antarkan surat permintaan pencabutan izin tambang

Greenpeace: Wakil Bupati Sangihe Bersama Rakyat Tolak Tambang EmasIlustrasi pertambangan (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Greenpeace menerangkan Helmud mengantarkan sendiri surat permintaan pencabutan izin perusahaan tambang tersebut ke berbagai instansi dan kementerian di Jakarta. Upaya itu dilakukan untuk memastikan suara rakyatnya diterima dan didengar oleh pemerintah pusat.

"Beliau menolak investasi merusak demi melindungi masa depan alam pulaunya dan masa depan rakyatnya. Beliau adalah contoh pemimpin yang benar benar memperlakukan rakyat sebagai, tuannya, sementara jabatan wakil bupati baginya cuma mandat," imbuhnya.

3. Jenazah Helmud disambut puluhan ribu warga

Greenpeace: Wakil Bupati Sangihe Bersama Rakyat Tolak Tambang EmasGoogle

Sayangnya, lanjut Greenpeace, Indonesia kehilangan sosok pemimpin baik seperti Helmud. Dia menghembuskan napas terakhir secara mengejutkan di udara dalam penerbangan pulang menuju daerahnya, setelah menghadiri rapat wakil bupati se-Indonesia di Bali.

"Karena sikap dan perjuangannya selama inilah yang membuat jenazah beliau ketika sampai di dermaga disambut oleh puluhan ribu warganya yang kehilangan sosok pemimpin tercinta," ungkap Greenpeace.

4. Wakil Bupati Kepulauan Sangihe meninggal dunia saat di pesawat Lion Air

Greenpeace: Wakil Bupati Sangihe Bersama Rakyat Tolak Tambang EmasPesawat Lion Air (Website/lionair.co.id)

Sebelumnya, Helmud  meninggal dunia saat berada di atas pesawat Lion Air JT-740. Ia hendak terbang dari Denpasar menuju Manado, dengan transit di Makassar, pada Rabu (9/6/2021).

Helmud dinyatakan meninggal dunia saat pesawat transit di Bandara Hasanuddin, Makassar.

“Hari ini pemerintahan Kabupaten Kepulauan Sangihe kehilangan seorang teman, Wakil Bupati Sangihe yang telah dinyatakan meninggal dunia tadi sore, ketika melakukan perjalanan dari Denpasar ke Makassar,” kata Bupati Sangihe Jabes Ezar Gaghana, dikutip dari ManadoLine. 

Pejabat Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Maya Budiman, mengatakan dalam perjalanan dari Denpasar itu Helmud ditemani seorang ajudan bernama Harmen Kontu. Di dalam pesawat, ajudan tersebut duduk di kursi sebelah Helmut.

Sebelum mendarat di Makassar, pihak Lion Air telah berkomunikasi dengan bandara agar menyiapkan tim medis dan ambulans.

"Pukul 16.17 WITA saat di Bandara Hasanuddin Makassar, dokter dan perawat segera naik ke pesawat untuk mengecek kondisi Bapak Helmud yang sudah tidak sadarkan diri," ujar Maya dikutip dari ANTARA.

Setelah dilakukan pemeriksaan, kata Maya, dokter menyatakan pria kelahiran Mahangetang pada 19 November 1962 tersebut telah meninggal dunia.

Baca Juga: 5 Fakta Wakil Bupati Sangihe Meninggal Dunia di Pesawat

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya