Video Pria Hirup Nafas Pasien COVID-19, Endingnya Menyedihkan

Jakarta, IDN Times - Sebuah video yang memperlihatkan dua orang menghirup napas diduga pasien pasien COVID-18 viral di media sosial. Dalam video yang diunggah akun intagram @infokomando tersebut terlihat dua orang yang memakai peci berdiri disamping pasien yang terbaring.
Salah satu pria yang diduga pakar terapi syaraf ini meminta pasien tersebut mengembuskan nafas. Pria yang bernama Masudin ini kemudian menghirup udara yang keluar dari nafas pasien.
Masudin juga meminta rekannya yang berdiri di sampingnya ikut menghirup udara yang yang dihembuskan pasien tersebut.
1. Dikabarkan meninggal usai hirup napas pasien

Yang membuat warganet heboh, informasi yang beredar menyebutkan, tidak lama usai menghirup nafas pasien diduga COVID-19, Masudin dikabarkan meninggal dunia pada Selasa 13 Juli 2021 dini hari.
"Tokoh dalam video Kh Muhammad Samian, Jombang, kondisi beliau belum terkonfirmasi dan Muhammad Mashudin terkonfirmasi meninggal pasa Selasa 13 Juli 2021," demikian tulis dalam unggahan tersebut.
2. Warganet meragukan isi video

Warganet meragukan video tersebut, sebab banyak yang menilai hanya konten belaka karena pasien COVID-19 tidak boleh dijenguk.
"Yang jadi pertanyaan kok pasien COVID boleh dijenguk min," tanya salah satu warganet.
"Logika aja min, jrx yg dari dulu mau liat pasien covid mau jenguk pasien covid gapernah diizinin karena prokes dan aturan lain. Yakali segampang ini orang masuk?, imbuh warganet lain
3. Masudin mengeluh sakit lambung

Banyak juga yang menilai, Masudin meninggal bukan karena aksinya, sebab tingkah yang menghirup napas pasien COVID-19 dilakukan pada 17 April 2021.
"Lama banget dari April ke Juli," ujar warganet lain.
Dilansir media lokal, kabarJombang, Mr Masudin, pakar terapi saraf telinga terkenal di Jombang, Jawa Timur, meninggal dunia pada Selasa (13/7/2021) dini hari. Pria kelahiran 47 tahun silam ini meninggal dunia karena mengalami sakit.
Sejak satu minggu terakhir, ahli pijat spesialis tuna rungu ini sempat mengeluhkan sakit lambung dan demam sebelum akhirnya mengembuskan nafas terakhir di rumahnya di Dusun Ketanen Desa Banyuarang Kecamatan Ngoro.
Semasa hidupnya, Masudin dikenal sebagai sosok terapis yang ahli mengobati pasien tuna rungu, baik bawaan dari lahir maupun karena sebab lain.
Sejumlah penghargaan pun sempat dia raih, mulai dari pemegang Rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk kategori terapi tercepat maupun Centurion World Redord, penghargaan kelas dunia dari Amerika Serikat.
Salah satu rekan Masudin, Rony mengatakan sangat kehilangan. Ia terakhir bertemu dengan Masudin satu minggu yang lalu. Saat itu dia sempat melihat sang terapis sakit dan terbaring di rumahnya.
“Waktu itu beliau sakit, saya mau bertamu akhirnya pulang, biar istirahat dulu. Itu terakhir kali saya bertemu, setelah itu saya terima kabar duka Mr Masudin meninggal, antara kaget dan tidak percaya,” ungkapnya.