Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Disindir Andi Arief, Sekjen PDIP Cuek

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Jakarta, IDN Times - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief kembali menggemparkan publik. Setelah cuitannya tentang Prabowo Subianto yang dia sebut "jenderal kardus," kali ini Andi menyasar Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto.

Amarahnya dia curahkan ke akunnya di media sosial setelah salah satu kader Demokrat, Deddy Mizwar, diangkat sebagai juru bicara Tim Kampanye Nasional Joko "Jokowi" Widodo-Ma'ruf Amin. Andi menuding, Hasto kerap mengambil kader Demokrat karena ingin balas dendam.

Menanggapi serangan Andi tersebut, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, lebih baik dirinya yang diserang oleh Andi, dibandingkan Presiden Jokowi. 

1. PDIP tak anggap serius serangan Andi

Facebook/Andi Arief

Hasto tak mau terlalu memikirkan "serangan" Andi tersebut. Dia bahkan mengaku rela menjadi objek serangan kubu lawan, daripada Presiden Jokowi yang menjadi objek serangan mereka.

"Lebih baik menyerang saya daripada Pak Jokowi. Karena kami ini baru bergembira dan bersyukur karena Asian Games baru mempersatukan para pemimpin," kata Hasto di Posko Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (30/8).

Hasto mengungkapkan, serangan-serangan kubu lawan terhadap kubu petahana tak terlalu ditanggapi oleh koalisi. 

2. Jokowi dianggap mampu merangkul seorang tokoh masuk ke dalam timnya

(Pesilat Hanifan Yudani Kusumah memeluk Presiden Jokowi dan Prabowo) Dok. IDN Times

Terkait sindiran Andi tentang PDIP yang tak memiliki kader sebaik Demokrat, Hasto hanya menyampaikan bahwa Jokowi lah yang berhasil merangkul dan menyatukan mereka untuk masuk ke dalam timnya.

"Ya sebenarnya karena kepemimpinan Pak Jokowi yang menyatukan, yang merangkul, dan yang mereka meneriakkan lantang ke Pak Jokowi ini pun dirangkul," ucap Hasto.

3. PDIP bantah lakukan tarik-menarik kader Demokrat

IDN Times/Irfan Fathurochman

Hasto kemudian membantah juga tudingan tarik-menarik kader Demokrat ke PDIP.  Dia mengklaim bahwa partainya tidak punya pengalaman dalam "membajak" kader partai politik lain.  "Coba dilihat mana, kemarin bergabung tidak ke PDIP, ini bergabung ke tim pemenangan Pak Jokowi, karena kepemimpinannya," jelas Hasto.
 

Kalaupun ada kadernya yang pindah ke partai lain, imbuh Hasto, PDIP cenderung melakukan introspeksi diri ke dalam. 

Share
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us