Distribusi Air Bersih Diperkuat untuk Warga Terdampak Bencana di Aceh

- Pengerahan armada air bersih ke delapan kecamatan, dengan fokus di wilayah hilir
- Tantangan ketersediaan dan pengawasan kualitas air
Jakarta, IDN Times - Upaya pemenuhan kebutuhan dasar berupa air bersih bagi warga terdampak bencana di Kabupaten Aceh Tamiang terus dilakukan secara intensif oleh tim gabungan.
Penanganan bencana dilakukan secara simultan, mulai dari pembersihan material lumpur di ruas jalan hingga fasilitas penunjang kehidupan dan aktivitas masyarakat. Seluruh proses tersebut tidak terlepas dari kebutuhan air bersih yang menjadi elemen vital bagi pemulihan warga terdampak.
1. Pengerahan armada air bersih ke delapan kecamatan, dengan fokus di wilayah hilir

Salah satu petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang, Andi, mengatakan, hingga 30 Desember 2025 terdapat delapan armada mobil tangki air dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Mobil berkapasitas 4.000 liter itu beroperasi mendistribusikan air bersih di Kabupaten Aceh Tamiang.
Andi mengatakan, operasional mobil tangki air telah menjangkau hampir seluruh kecamatan. Meski sejumlah akses masih dalam tahap pembukaan dan pembersihan material, sebanyak delapan kecamatan saat ini sudah menerima layanan distribusi air bersih.
Selain menjangkau rumah warga, distribusi air bersih juga menyasar fasilitas umum dan sosial seperti masjid, sekolah, posko pengungsian, serta kantor pemerintahan.
Petugas Damkar Aceh Tamiang, Muhammad, mengatakan, proses dropping air yang dimulai sekitar pukul 09.00 WIB seringkali baru selesai pada pukul 03.00 hingga 04.00 WIB dini hari. Prioritas distribusi difokuskan pada wilayah hilir, antara lain Kecamatan Manyak Payed, Banda Mulia, Bendahara, dan Karang Baru.
Selain mengandalkan mobil tangki air dari BNPB, distribusi air bersih juga diperkuat oleh Damkar Aceh Tamiang yang mengoperasikan delapan unit kendaraan berkapasitas 4.000 liter serta satu unit tangki berkapasitas 16 ribu liter.
2. Tantangan ketersediaan dan pengawasan kualitas air

Muhammad mengatakan, ketika pasokan air di lokasi pengisian habis, tim harus kembali ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Aceh Tamiang untuk melakukan pengisian ulang.
"Dalam beberapa hari terakhir, debit air sungai sempat mengalami penurunan signifikan sehingga tim gabungan melakukan pengerukan agar aliran air kembali masuk ke kolam penampungan dan proses penyedotan dapat berjalan," kata dia.
Selain itu, kualitas air terus dipantau secara berkala. Distribusi dihentikan sementara apabila kualitas air menurun, serta dilanjutkan kembali setelah melalui proses filtrasi.
3. Air bersih menjadi kebutuhan utama warga terdampak

Penerima manfaat air bersih, Ismaidah, warga Gampong Air Tenang, Kecamatan Karang Baru, mengatakan, air bersih merupakan kebutuhan paling mendasar bagi keluarganya, terutama saat layanan PDAM belum beroperasi optimal.
"Bantuan air bersih dimanfaatkan untuk keperluan memasak, mandi anak-anak, dan mendukung aktivitas ibadah seperti wudu," kata dia.
Dia pun mengapresiasi kerja tim gabungan yang terus berupaya memastikan kualitas air yang diterima masyarakat semakin baik dari hari ke hari, meski kondisi lapangan masih terbatas.


















