Dukungan Publik Naik, Gubernur Luthfi: Melayani Harus Pakai Hati

- Survei Teropong Provinsi Jawa Tengah menunjukkan optimisme publik terhadap kepemimpinan Ahmad Luthfi.
- Luthfi menekankan pentingnya birokrasi yang melayani dengan hati dan kolaborasi pembangunan melibatkan seluruh elemen.
- Ia juga mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam bermedia sosial dan menghindari informasi palsu.
Jakarta, IDN Times - Survei Teropong Provinsi Jawa Tengah yang dilakukan Litbang Kompas pada 4–10 Oktober 2025 menunjukkan optimisme publik yang kuat terhadap kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi. Temuan ini menempatkan Jateng sebagai salah satu daerah dengan legitimasi publik yang tinggi terhadap program pemerintahannya.
Sebanyak 73,2 persen masyarakat yakin Jawa Tengah akan berkembang lebih baik di bawah kepemimpinan Luthfi. Selain itu, 74,5 persen responden menyatakan percaya pada kemampuan gubernur dalam menjalankan visi pembangunan daerah.
Pada aspek citra dan kinerja, dukungan publik juga solid. Sebanyak 77,1 persen menilai citra gubernur baik, sementara tingkat kepuasan terhadap kinerja mencapai 58,4 persen. Survei tersebut menjadi indikator program prioritas Pemprov Jateng mendapat dukungan sosial yang kuat untuk terus dijalankan.
Menilik hasil tersebut, Gubernur Jateng Ahmad Luthfi menegaskan inti pemerintahan adalah empati dalam pelayanan publik.
“Yang pertama kita pejabat publik ini tagline-nya adalah birokrasi yang melayani. Jadi kalau birokrasi kita melayani, di situ harus dengan hati,” ujarnya dalam program “Gubernur Menyapa, Ngobrol Seru bareng Gubernur Jawa Tengah” di TMII, Jakarta Timur, yang berkolaborasi dengan IDN Times, Sabtu (6/12/2025),
1. Pejabat publik punya peran strategis mengorkestrasi kebutuhan masyarakat

Luthfi menekankan, seorang pejabat publik tidak boleh menempatkan diri untuk dilayani, melainkan justru melayani dengan tulus.
“Melayani pun dengan hati, artinya dia ikhlas,” katanya.
Menurutnya, pejabat publik berada pada posisi strategis dalam mengorkestrasi kebutuhan masyarakat.
“Para pejabat publik kita itu sifatnya hanya melakukan orkestasi. Jadi seorang pejabat dari mulai gubernur, kemudian bupati, sampai tempat desa kalau perlu. Pimpinan-pimpinan dia hanya sifatnya melakukan orkestasi, menyatukan visi, kemudian menyampaikan kepada masyarakat, mendengar, melihat, dan bekerja,” ujarnya.
2. Kebermanfaatan pejabat publik yang dipesankan Presiden Prabowo Subianto

Luthfi juga mengutip pesan Presiden Prabowo Subianto tentang pentingnya kebermanfaatan pejabat publik.
“Kalau kamu tidak bisa menolong banyak orang, tolonglah sedikit orang. Kalau kamu tidak bisa menolong sedikit orang, tolonglah satu orang. Kalau tidak bisa menolong satu orang, kamu jangan merepotkan orang,” bebernya.
Ia menegaskan, koordinasi pembangunan harus berjalan melalui kerja kolaboratif yang kuat dengan melibatkan seluruh elemen.
“Koordinasinya kita kerja-kerja yang kolaboratif, teamwork, bukan superman tapi super team,” ucapnya.
Menurutnya, membangun Jawa Tengah tidak bisa dilakukan satu pihak saja, tetapi harus melibatkan seluruh elemen dan lintas wilayah.
3. Salah satu mitra penting pembangunan adalah perguruan tinggi

Luthfi menyebut perguruan tinggi sebagai mitra strategis dalam pembangunan daerah. Jawa Tengah memiliki hampir 2.700 kampus, dan sekitar 80 persen di antaranya telah menandatangani MoU dengan Pemprov Jateng.
“MOU-nya apa? MOU bahwa kampus sebagai media untuk ikut membangun Provinsi Jawa Tengah. KKN tematik yang kita gunakan. Fakultas Kesehatan harus punya desa binaan di wilayah kita,” katanya menjelaskan.
Ia mencontohkan inovasi teknologi desalinasi dari UNDIP yang kini menjadi proyek percontohan di Demak, Sayung, dan Pekalongan.
Selain perguruan tinggi, peran media juga krusial sebagai penyampai pembangunan serta penjaring aspirasi masyarakat.
“Media menjadi sarana. Jadi media-media kita untuk kita jadikan kita rangkol untuk menjadi barometer menyampaikan aspirasi masyarakat,” ujarnya.
Kolaborasi pembangunan juga melibatkan CSR, Baznas, perbankan, dunia usaha, hingga pemerintah kabupaten/kota.
“Bupati Pekalongan Kota tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak didukung oleh bupati yang lain. Bupati Klaten tidak bisa berdiri sendiri kalau tidak didukung oleh bupati Boyolali dan lain sebagainya," ucap Luthfi.
4. Keterbukaan informasi pemerintah melalui media sosial penting

Menanggapi budaya digital yang berkembang pesat, terutama di kalangan generasi muda, Luthfi mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam bermedia sosial.
“Tanganmu adalah harimaumu. Ini yang harusnya kita menyadari masyarakat kita. Jadi kita harus bijak dalam bermedia sosial,” bebernya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari informasi palsu.
“Hindari berita-berita yang hoaks, yang itu menimbulkan suatu prasangka,” kata Luthfi.
Menurutnya, keterbukaan informasi pemerintah melalui media sosial sangat penting, tetapi tetap harus disertai tanggung jawab.
Agenda “Ngopeni Warga Jawa Tengah di Jakarta” di TMII itu juga menjadi ruang dialog langsung antara Gubernur Luthfi dan warga serta mahasiswa Jawa Tengah yang hadir, yang menyampaikan saran, masukan, hingga meminta pendapat terkait berbagai isu pembangunan.
















