Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eskalasi Meningkat, TNI Bantah Bakal Berlakukan Darurat Militer

WhatsApp Image 2025-09-01 at 14.01.56.jpeg
Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita bantah penjarahan di rumah pejabat dibiarkan. (IDN Times/Amir Faisol)
Intinya sih...
  • Wakil Panglima TNI membantah isu darurat militer di tengah eskalasi di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia.
  • TNI-Polri tetap solid, tidak ada rencana pengambilalihan keamanan oleh TNI.
  • Tandyo juga membantah isu pembentukan cipta kondisi yang dilakukan TNI terkait kerusuhan belakangan ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita membantah isu penerapan darurat militer di tengah meningkatnya eskalasi di Jakarat dan sejumlah daerah di Indonesia. Dia menegaskan, TNI-Polri masih solid.

Narasi akan ada darurat militer ini telah menggema di dunia maya. Warganet mulai membicarakan dampak-dampak yang akan terjadi bila darurat militer terjadi.

“Saat tanggal 30 Pak Presiden memanggil Kapolri dengan Panglima TNI dan Kapolri menyampaikan statement itu dan kita solid jadi satu di situ bagaimana untuk mengelola ini sama-sama, jadi tidak ada kita mau ngambil alih, tidak ada,” kata Tandyo di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/9/2025).

Tandyo menegaskan, tidak ada rencana bagi TNI mengambil alih pengamanan hingga menjadi darurat TNI di tengah eskalasi yang terus meningkat. Ia menegaskan, Polri selalu di depan dan pihaknya hanya diperbantukan.

“Karena itu disampaikan bahwa yang di depan kan Polri dulu, Polri baru setelah itu ada kondisi seperti ini ya barulah kita jadi satu dengan Polri tidak ada keinginan kita untuk mengambil terima,” kata dia.

Selain itu, Tandyo juga membantah isu pembentukan cipta kondisi yang dilakukan TNI terkait kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini.

“Saya kira apa yang kemampuan TNI untuk mencipta kondisi. Kita kan di belakang terus di belakang polri,” kata dia.

Aksi demo besar-besaran berujung ricuh terjadi di sejumlah titik di ibu kota, di antaranya kawasan Kramat Kwitang dan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Massa memblokir akses jalan, membakar pos polisi, serta merusak rambu lalu lintas di sekitar simpang Pasar Senen, pada Jumat (29/8).

Demo besar-besaran ini dipicu oleh kemarahan warga setelah seorang driver ojol bernama Affan Kurniawan tewas dilindas mobil rantis polisi pada Kamis malam, 28 Agustus 2025. Pada Jumat pagi, jenazahnya telah dimakamkan di TPU Karet Bivak pukul 10.00 WIB.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us