Fakta-Fakta Kasus Siswa SMAN 1 Cimarga Ditampar Kepsek Gegara Merokok

- Kronologi kejadian: Siswa SMAN 1 Cimarga ditampar dan ditendang oleh kepala sekolah setelah ketahuan merokok di area sekolah.
- Orang tua korban menyerahkan kasus ke kuasa hukum: Keluarga korban melibatkan kuasa hukum untuk menempuh jalur hukum atas insiden tersebut.
- Penjelasan kepala sekolah: Kepala sekolah mengakui menampar siswa secara spontan dan bukan dengan kekerasan, serta berencana melakukan evaluasi komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua.
Jakarta, IDN Times - Sebuah video pengakuan dari seorang siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, berinisial ILP (17) viral di jagat maya. Ia diduga mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh kepala sekolahnya, berinisial DF. Insiden tersebut terjadi pada Jumat (10/10/2025) pagi setelah ILP diketahui merokok di sekitar area sekolah.
Dalam video yang beredar, siswa itu mengaku ditendang oleh Kepsek usai kepergok merokok di lingkungan sekolah. Selain mengaku mengalami kekerasan fisik, siswa itu juga mengaku dimaki-maki dengan kata-kata kasar oleh sang kepsek.
Berdasar narasi dalam video tersebut, orang tua murid disebut telah melaporkan kasus kekerasan tersebut ke kepolisian. Kasus itu dilaporkan ke Polres Lebak.
Berikut fakta-fakta kasus siswa ditampar kepsek karena merokok tersebut.
1. Kronologi Siswa SMAN 1 Cimarga ditampar Kepala Sekolah karena merokok

Dikutip dari berbagai sumber, ILP menyebut kejadian bermula ketika ia sedang merokok di belakang salah satu warung yang berlokasi tak jauh dari lingkungan sekolah. Saat itu, kepala sekolah datang dan menegurnya. ILP mengaku sempat kaget ketika melihat kepala sekolah datang, sehingga ia langsung membuang rokok yang dipegangnya. Namun, kepala sekolah memintanya untuk mencari rokok tersebut kembali.
Meski sudah berusaha, ILP tidak menemukan rokok yang dimaksud. Hal itu membuat kepala sekolah menuduhnya berbohong.
“Beliau marah, lalu menendang saya di bagian punggung dan menampar pipi kanan,” ujar ILP.
Ia juga mengaku mendapat kata-kata kasar saat kejadian berlangsung. Kepala sekolah disebut memakinya dengan sebutan yang tidak pantas sambil terus memaksa ILP mencari rokok yang telah dibuang.
Setelah insiden itu, ILP dibawa ke ruang sekolah dan kembali dimarahi di hadapan sejumlah guru. “Beliau masih marah-marah, bilang kami tidak menghargai, dan katanya baru pertama kali marah sampai seperti itu,” ungkapnya.
2. Orang tua korban menyerahkan kasus ke kuasa hukum
Orang tua korban, Tri Indah Alesti, menyampaikan kekecewaannya dan menegaskan tidak bisa menerima tindakan yang dilakukan kepala sekolah terhadap anaknya. Ia mengatakan, pihak keluarga telah melibatkan kuasa hukum untuk menempuh jalur hukum atas insiden tersebut.
“Sebagai orang tua, saya sangat sakit hati dan tidak terima. Anak saya ditampar dan ditendang di sekolah. Kami sudah menyerahkan kasus ini kepada pengacara untuk diproses secara hukum,” ujar Tri saat dikonfirmasi, Jumat (11/10/2025).
Tri juga meminta Dinas Pendidikan Provinsi Banten untuk segera memberikan sanksi tegas kepada kepala sekolah yang diduga melakukan kekerasan.
“Saya berharap kepala sekolah itu diberhentikan dari jabatannya. Kalau masih menjabat, anak saya bisa trauma dan takut untuk kembali ke sekolah,” tegasnya.
3. Penjelasan kepala sekolah SMAN 1 Cimarga

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, DF, mengakui telah menampar siswanya, ILP, namun menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan secara spontan dan tidak dengan kekerasan. Ia menjelaskan tamparan dan tepukan di punggung diberikan karena kecewa atas ketidakjujuran siswa, bukan semata karena merokok.
Dini juga membantah telah menendang korban dan menyebut tindakannya muncul karena emosi sesaat ketika siswa tersebut mencoba melarikan diri setelah ketahuan merokok di sekitar sekolah.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan evaluasi agar komunikasi antara guru, siswa, dan orang tua dapat terjalin lebih baik.
“Kami berupaya membentuk karakter siswa, bukan merusaknya. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya perbaiki,” ujarnya.
4. Ratusan siswa SMAN 1 Cimarga mogok sekolah sebagai bentuk protes

Sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga di Kabupaten Lebak, Banten, melakukan aksi mogok sekolah pada Senin (13/10/2025). Tindakan itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kepala sekolah yang diduga menampar salah satu siswa setelah ketahuan merokok di lingkungan sekolah.
Namun, aksi tersebut mendapat banyak sorotan dari publik. Banyak yang tidak sependapat dengan aksi mogok yang dilakukan para siswa, karena dianggap membela orang yang salah.
5. Komedian asal Rangkasbitung dukung kepala sekolah

Dukungan terhadap kepala sekolah datang dari komedian asal Rangkasbitung, Andis Brighter. Ia menyampaikan pandangannya bahwa tindakan kepala sekolah tersebut tidak termasuk kekerasan terhadap anak, melainkan bentuk upaya untuk menegakkan kedisiplinan bagi siswa yang melanggar aturan sekolah.
“Saya mendukung Ibu Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga. Menampar siswa yang ketahuan merokok di sekolah bukanlah kekerasan terhadap anak. Hal itu emang layak dan pantas dilakukan,” ujar Andis saat dikonfirmasi IDN Times, Selasa (14/10/2025).