Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fasilitas Pengolahan Sampah Jakarta Mulai Dibangun, Ini 3 Kelebihannya

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Jakarta, IDN Times - Setelah sempat menggantung sejak zaman Gubernur Fauzi Bowo alias Foke, akhirnya pembangunan fasilitas pengolahan sampah di dalam kota atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter dimulai.


“Hari ini adalah momentum penting bagi masa depan pengelolaan sampah perkotaan,” ungkap le Wahyu Daryoto, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

1. ITF Sunter diklaim bisa kelola ribuan ton per hari

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ITF Sunter nantinya bisa mengolah sampah hingga ribuan ton tiap harinya. Dengan adanya ITF Sunter, beban yang biasa diterima Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi akan berkurang karena di Jakarta rata-rata sampahnya mencapai 7-8 ribu ton per hari.

“(ITF Sunter) Bisa mengolah 2200 ton (sampah) per hari,” jelas Anies, Kamis (20/12).

2. ITF Sunter juga bisa dikunjungi masyarakat umum loh

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Anies juga mengatakan fasilitas ITF Sunter ini dapat bermanfaat untuk masyarakat umum. Sebab, selain untuk mengolah sampah ITF Sunter juga bisa jadi sarana pendidikan.

“Itu bisa didatangi dan dilihat sehingga bisa jadi tempat penddikan bagi warga,” kata Anies.

3. Bisa menghasilkan daya listrik hingga 35 megawatt

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Nantinya sampah di ITF Sunter akan diolah menjadi daya listrik yang diperkirakan hingga 35 megawatt. Masyarakat tak perlu khawatir akan residu yang dihasilkan ITF Sunter ini karena semuanya bisa digunakan kembali.

“Residunya semuanya bisa dipakai kembali, baik berbentuk debu, mepal maupun tanaman,” ujar Anies.

4. Pembangunannya ditargetkan rampung kurang dari tiga tahun

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Pembangunan ITF Sunter ditargetkan rampung dalam kurun tiga tahun. Namun, Anies berharap ITF Sunter dapat selesai lebih cepat.

“Saya minta untuk dipercepat lebih cepat, saya minta di review lagi agar dikebut supaya lebih awal, karena kami punya deadline 2021,” jelasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ita Lismawati F Malau
EditorIta Lismawati F Malau
Follow Us