Gempa Magnitudo 6,9 Guncang Laut Banda, Ini Penyebabnya

Jakarta, IDN Times – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram, NTB, melaporkan warganya merasakan getaran lemah saat gempa M 6,9 terjadi di sekitar Laut Banda, Jumat (21/8/2020) pukul 11.09 WIB. Warga setempat merasakan gempa selama 1-2 detik.
BPBD Kota Mataram mencatat, sejauh ini tidak ada laporan terkait dampak kerusakan maupun korban jiwa dari gempa.
"Koordinasi dengan pihak kecamatan, perangkat desa dan instansi lainnya terus dilakukan," ujar Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Kota Mataram, Andi, melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat.
1. Gempa disebabkan oleh deformasi pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Banda

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis parameter gempa bumi pada Jumat (21/8) pukul 11.09 WIB, di wilayah Laut Banda. Gempa tektonik dengan magnitudo 6,9 berlokasi di laut pada jarak 165 km tenggara Buton, Selatan Sulawesi Tenggara pada kedalaman 586 km.
BMKG menginformasikan bahwa gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami. Sesuai analisis lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi tersebut disebabkan adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Banda.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (Normal Fault)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.
2. Ada gempa susulan berkekuatan Magnitudo 5,0

Ia menambahkan, hingga pukul 11.50 WIB terjadi satu aktivitas gempa susulan. Gempa susulan atau aftershock tersebut berkekuatan Magnitudo 5,0.
BMKG menganalisis bahwa guncangan gempa ini dirasakan di daerah Waingapu dan Wakatobi III-IV MMI, Mataram, Sumbawa Besar III MMI, Kota Bima, Ende, Ruteng, Kairatu, Banda II-III MMI, Tambolaka, Kendari, Kupang, Ternate, dan Alor II MMI.
3. Warga Sumbawa merasakan getaran lemah dari gempa M 6,9, sedangkan warga Flores Timur tidak

BPBD Kabupaten Sumbawa, NTB melaporkan, warga merasakan getaran lemah dan tidak panik saat gempa terjadi. Tidak ada laporan dampak dari kecamatan dan desa.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Flores Timur Lenny menginformasikan, pihaknya telah berkoordinasi dengan kecamatan, perangkat desa, dan instansi lainnya.
"Sejauh ini tidak ada laporan dampak dari mereka. Warga Larantuka, Flores Timur, NTT tidak merasakan getaran saat gempa terjadi," tuturnya.