Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Guru Besar UGM Tak Setuju Larangan Bawa Lato-Lato di Sekolah

Seorang anak mencoba permainan latto-latto yang dijual di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Seorang anak mencoba permainan latto-latto yang dijual di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

Jakarta, IDN Times - Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Koentjoro kurang setuju jika sekolah melarang lato-lato

Menurutnya sekolah di sini juga memiliki peran untuk memberikan pengertian pada siswanya akan aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.

“Sekolah mengingatkan. Bukan hanya sekedar melarang karena berbahaya atau membiarkan saja, namun anak-anak diingatkan bahaya lato-lato bagi diri sendiri dan orang lain serta kapan bisa bermain biar peka terhadap lingkungan,” ujarnya dilansir laman UGM, Minggu (15/1/2023). 

 

1. Sisi positif permainan lato-lato

ilustrasi lato-lato (IDN Times/Bayu Aditya)
ilustrasi lato-lato (IDN Times/Bayu Aditya)

Psikolog UGM ini menyebutkan ada sisi positif yang perlu dipahami, sekolah justru bisa menjadi fasilitator bagi anak dalam menyalurkan hobi bermain lato-lato. 

Misalnya dengan menyelenggarakan lomba lato-lato yang tidak hanya sebagai sarana menampung hobi anak, tetapi juga mengajarkan bagaimana bermain secara jujur dan sportif.

 

2. Permainan lato-lato membuat anak-anak dapat melatih konsentrasi

ilustrasi laki-laki bermain lato-lato (instagram.com/beckham_put7)
ilustrasi laki-laki bermain lato-lato (instagram.com/beckham_put7)

Tak hanya itu, Koentjoro menjelaskan melalui permainan lato-lato anak-anak dapat melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi, dan lainnya.

“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” jelasnya.

3. FSGI dukung kebijakan larangan siswa bawa lato-lato

Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Ilustrasi siswa sekolah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Sementara Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendukung kebijakan sejumlah dinas pendidikan di berbagai daerah yang mengeluarkan surat edaran melarang peserta didik membawa mainan lato-lato ke sekolah.

Saat ini, permainan lato-lato kian menjamur di tengah anak-anak Indonesia. Mainan itu bahkan dibawa ke berbagai tempat, termasuk sekolah.

“FSGI menilai kebijakan sejumlah Dinas Pendidikan di berbagai daerah untuk melarang membawa dan memainkan lato-lato di lingkungan satuan pendidikan sudah tepat. Hal ini sejalan dengan Pasal 12 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Pasal 8 UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)," ujar Ketua Dewan Pakar FSGI, Retno Listyarti, dalam keterangannya, Jumat (13/1/2023).

4. Tidak melarang bermain lato-lato jika dilakukan luar sekolah

Rafathar jajan mainan di pinggir jalan. (youtube.com/Rans Entertainment)
Rafathar jajan mainan di pinggir jalan. (youtube.com/Rans Entertainment)

Dia mengatakan, surat edaran dari berbagai dinas pendidikan tersebut tidak melarang anak bermain lato-lato. Pemerintah daerah juga memahami bahwa bermain adalah hak anak sebagaimana dijamin dalam UU Perlindungan Anak.

Menurut Retno, maksud dari pelarangan tersebut adalah memainkan mainan lato-lato di lingkungan sekolah.

"Anak boleh main lato-lato, tapi tidak di lingkungan satuan pendidikan," katanya.

 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dini Suciatiningrum
Dwifantya Aquina
Dini Suciatiningrum
EditorDini Suciatiningrum
Follow Us

Latest in News

See More

Ledakan SMA 72, Polisi Selidiki Jejak Bullying dan Bahan Peledak

08 Nov 2025, 14:22 WIBNews