Hadapi Disrupsi AI, Wamenaker Dorong Perempuan Ambil Peran Strategis

- Peran strategis perempuan penting dalam menghadapi era disrupsi kecerdasan buatan (AI).
- Pekerja perempuan harus diberikan pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) untuk menghadapi otomatisasi.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan mengatakan peran strategis perempuan dalam menghadapi era disrupsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sangatlah penting.
Noel, sapaan akrabnya, menuturkan transformasi digital harus diiringi dengan peningkatan literasi digital serta penguatan keterampilan bagi pekerja perempuan.
“Sebanyak 83 juta pekerjaan akan hilang akibat disrupsi AI, sementara hanya 69 juta pekerjaan baru yang akan tercipta. Jika kita tidak mempersiapkan perempuan Indonesia, maka kesenjangan akan semakin dalam,” ujar Noel seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (26/4/2025).
1. Kelompok pekerja rentan perlu segera beradaptasi dengan meningkatkan keterampilan

Menurut Wamenaker, sektor-sektor yang terdampak otomatisasi perlu segera beradaptasi melalui skema pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling), terutama bagi kelompok pekerja rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, dan lansia.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kebijakan afirmatif yang inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.
2. Mendorong perempuan terjun ke bidang kewirausahaan berbasis digital

Wamenaker pun turut mendorong perempuan untuk terjun ke bidang kewirausahaan berbasis digital serta sektor industri kreatif, sebagai bagian dari agenda pembangunan SDM unggul dan berdaya saing serta menitikberatkan pada kesetaraan gender, sains, teknologi, dan pemberdayaan perempuan.
“Pemerintah tidak hanya menyusun regulasi yang adil, tetapi juga mendorong pembentukan lembaga pengawasan teknologi dan ketenagakerjaan agar tidak ada pihak yang tertinggal,” kata dia.
3. UN Women dan LinkedIn buat program perkuat keterampilan perempuan di era kecerdasan buatan

Terkait dengan pernyataan Wamenaker tersebut, bertepatan dengan Hari Kartini pada 21 April lalu, Badan Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan, UN Women dan LinkedIn, jaringan profesional terbesar di dunia, secara resmi meluncurkan program “Link Women” di Indonesia. Program ini adalah bagian dari kemitraan global dengan LinkedIn dan UN Women yang bertujuan untuk memperkuat keterampilan perempuan serta menjembatani kesenjangan gender di dunia kerja.
Melalui program ini, para perempuan Indonesia akan dibekali dengan berbagai keterampilan digital seperti soft skill, jaringan profesional, dan peluang kerja di era Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
“Kami percaya, di tengah besarnya pengaruh teknologi digital terhadap dunia kerja saat ini dan di masa depan, meningkatkan partisipasi perempuan di sektor ketenagakerjaan berarti memastikan pemberdayaan perempuan dengan literasi teknologi dan soft skill, seperti kepemimpinan yang adaptif, sehingga mereka dapat bersaing di dunia kerja,” tutur UN Women Indonesia Representative and Liaison to ASEAN, Ulziisuren Jamsran, dalam keterangan yang diterima IDN Times, Rabu (23/4/2025).