Hardiknas, Siswa-siswa SMA Ini Malah Corat-coret Seragam

Memperingati Hari Pendidikan Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan akan melakukan reformasi sistem pendidikan nsional. Reformasi akan dilakukan dalam hal konseptual maupun manajerial. Pembentukan karakter sebagai ruh pendidikan nasional menjadi salah satu fokus utama reformasi konseptual. Muhadjir berharap para siswa memiliki keterampilan dan keahlian tinggi, terutama dalam menghadapi perdagangan bebas.
Namun faktanya, Hari Pendidikan Nasional justru diwarnai dengan aksi coret-coret seragam sekolah, konvoi, hingga aksi dosen mogok di beberapa daerah. Alih-alih sebagai rasa syukur atas kelulusannya, aksi para siswa tersebut justru lebih banyak menganggu ketertiban dan kenyamanan orang lain.
Berikut contoh perayaan kelulusan saat Hardiknas di beberapa daerah:
Belum dinyatakan lulus, siswa di Surabaya melakukan aksi corat-coret.

Konvoi di Mamuju, Sulawesi.

Orang tua "halalkan" sang anak konvoi di Mataram?

Salah seorang siswa, Oten, mengaku sekolahnya telah melarang aksi tersebut. Namun, orang tuanya telah mengizinkan mengikuti konvoi dan coret-coret seragam sebagai kenang-kenangan kelulusan.
Lain halnya dengan Ayu, siswi MAN 1 Mataram, enggan mengikuti jejak Oten. Menurut dia, akksi itu sia-sia. Sebagai siswi MAN yang berbasis pendidikan agama, Ayu menyatakan perayaan kelulusan tak pantas dilakukan.
Dosen di Yogyakarta mogok mengajar karena talat digaji.
