ICSGS 9: Merancang Rencana Strategis Demi Indonesia Emas 2045

Jakarta, IDN Times - International Conference on Strategic and Global Studies kembali digelar pada pekan lalu, sejak Sabtu (19/7/2025) hingga Minggu (20/7/2025), di Kitakyushu, Jepang. Konferensi internasional yang diinisiasi Universitas Indonesia bersama Utrecht University (Belanda), Kyushu International University (Jepang), dan UIN Syarif Hidayatullah, ini mengangkat tema pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Tema tersebut diangkat demi membantu Indonesia dalam merancang pola baru dalam pembangunan negara menuju Indonesia Emas 2045. Dengan tema besar Transisi Pembangunan dan Perubahan Sosial di Jepang dan Asia, konferensi ini menekankan bagaimana kolaborasi Indonesia dengan Jepang bisa dimanfaatkan demi menuju Indonesia Emas.
"Kita harus berpikir melampaui SDGs, apa yang akan datang nanti dan setelahnya. Kecepatan luar biasa pengembangan industri dan kemajuan teknologi telah membentuk ulang lanskap sosial dan ekonomi dunia," kata Rektor Universitas Indoniesia, Heri Hermansyah, dalam keterangannya.
1. Diharapkan ada peta jalan untuk menuju SDGs 2030

Ada lebih dari 100 presenter yang terlibat di konferensi ini, memberikan pandangannya dalam kajian global dan stratejik atas situasi Indonesia dan Jepang. Mereka melakukan riset dan proyeksi atas pengembangan dan pembangunan Indonesia serta Jepang untuk masa mendatang.
Kolaborasi Indonesia-Jepang, khususnya, hingga ASEAN, dianggap begitu penting. Sebab, dalam sejarahnya, Jepang merupakan salah satu mitra paling strategis.
"Dalam konteks ASEAN, Rencana Strategis diharapkan mampu membimbing anggota untuk mencapai sebuah persatuan inklusif, inovatif, responsif dan blok yang tangguh pada 2045 nanti," kata Heri.
2. Harus tangguh dalam menghadapi peta geopolitik yang berubah

Sebagai kerangka pemikiran global, SDGs memiliki batas waktu implementasi hingga 2030 mendatang. Maka, selain praktik yang dikerjakan pemerintah serta pemangku kepentingan lain, peran para akademisi juga dianggap sentral dalam membantu Indonesia berkontribusi di dalamnya.
"Guna mencapai strategi ketahanan dan upaya kolaboratif adalah esensial agar dapat menavigasi kerumitan dari ekonomi global yang saling terhubung dalam dunia yang secara konstan berubah," kata Plt Direktur Sekolah Kajian Stratejik dan Global UI, Supriatna.
3. Diperlukan pendekatan akademik pula demi solusi berkelanjutan

Sementara, Heri berharap jika temuan-temuan dalam konferensi ini bisa membantu Indonesia dan ASEAN dalam mencari solusi atas dinamika global yang berkembang belakangan.
"Kolaborasi berbagai universitas Jepang dengan Universitas Indonesia adalah teladan untuk universitas lain bagaimana kerjasama Utara-Selatan dapat dicapai dalam kondisi relasi akademik yang berkeadilan guna mengarahkan diskursus dinamika global seperti SDGs dengan pendekatan interdisipliner," ujar Heri.