Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IDI Sesalkan Pemecatan Dokter Bedah RSUP Kariadi Usai Kritik Menkes

Tangkapan layar, Ketua Tim Mitigasi Pergurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Adib Khumaidi saat berbicara dalam acara "Update Kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Risiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan." (IDN Times/Ilyas Mujib).

Jakarta, IDN Times - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyesalkan pemberhentian Prof. Dr. Zainal Muttaqin dari RSUP Kariadi, Semarang. 

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Moh. Adib Khumaidi, menegaskan jika sesuai dengan Hak Warga Negara yang dilindung dalam UUD 1945 yaitu kebebasan berpendapat, mengeluarkan pikiran sebagai akademis dan intelektual, seharusnya tidak disikapi dengan cara-cara yang seperti itu.

“PB IDI melalui Bidang Hukum Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BHP2A) PB IDI dan IDI Wilayah Jawa Tengah akan melakukan pendampingan hukum, dan memperjuangkan hak-hak sebagai anggota IDI dan warganegara Indonesia,” kata Adib menegaskan dalam keterangan tertulis, Senin (24/4/2023).

1. Dokter Zainal juga aktif sebagai pengajar menghasilkan Dokter

Prof. dr. Zainal Muttaqin, dari RS. dr. Kariadi/dok IDI

Adib mengatakan, Zainal merupakan Dokter Bedah Saraf dengan kekhususan yang langka di bidang keilmuan Epilepsi. Hal itu membuatnya sangat dibutuhkan masyarakat.

"Beliau selama ini aktif sebagai pengajar menghasilkan Dokter Spesialis Bedah Saraf yang jumlahnya masih sangat sedikit di Indonesia," ujar Adib.

2. Tulisan Zainal mengkritik situasi kesehatan

Ilustrasi pengunjung di RSUP dr. Kariadi Semarang. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Adib mengungkapkan tulisan-tulisan Prof Zainal Muttaqin, di laman pribadinya di sebuah media selama ini tidak hanya mengkritik Kementerian Kesehatan.

"Tetapi juga menjelaskan banyak kesalahpahaman publlik pada organisasi profesi dan situasi kesehatan di Indonesia," katanya.

 

3. Masalah Zainal semestinya bisa didiskusikan

dr. Zainal Muttaqin, dari RS. dr. Kariadi/ dok IDI

Sementara, Ketua IDI Wilayah Jawa Tengah, dr. Djoko Handojo, berharap masalah ini semestinya dapat didiskusikan secara kekeluargaan terlebih dahulu oleh semua pihak yang terlibat.

"Beliau bukan hanya sejawat kami, tetapi juga Guru Besar dan Dokter Spesialis Bedah Saraf yang pengorbanannya sangat besar dalam menangani pasien-pasien yang membutuhkan bantuan operasi saraf selama masa kritis pandemi COVID lalu," katanya.

 

4. Pemecatan Zainal diduga kritik Menkes

Menkes Budi Gunadi Sadikin (IDN Times/Rendy Anwar)

Sementara Dokter Spesialis Saraf yang juga kolega Prof Zainal mengaku terkejut dengan beredarnya surat pemberhentian Zainal dari RS. dr. Kariadi Semarang yang ditandatangi langsung oleh Direktur Utama RS, drg. Farichah Hanum, pada 5 April 2023.

Menurutnya, dalam surat itu tidak dicantumkan eksplisit alasan pemberhentiannya. Apakah terlibat masalah hukum? Apakah performa kerja menurun sehingga jumlah operasinya sedikit, kehadiran layanan klinik rawat jalan berkurang, dan visite pasien rawat inap jarang? Kode etik atau sudah dianggap usang.

 "Sebagai pembuat keputusan pemberhentian maka penandatangan surat tersebut semestinya menulis dengan jelas apa alasannya. Hal ini sebagai tanggungjawab moral seorang pemimpin, sekaligus menghapus prasangka yang berkembang dari ketidakjelasan itu," tegasnya 

"Dugaan saya penyingkiran Prof. dr. Zainal Muttaqin, dari RS. dr. Kariadi berkaitan dengan tulisan-tulisan beliau yang tersebar luas di media. Dalam media tersebut beliau kerap kali menulis opini yang berseberangan dengan pernyataan dan arah kebijakan Menkes Budi Gunadi Sadikin," katanya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
Dini Suciatiningrum
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us