Kisah Haru Bu Hendi Korban Gempa Lombok, Anaknya Sempat Tertimbun

Menangis menyaksikan rumah mereka rata dengan tanah

Lombok Timur, IDN Times - Puluhan pengungsi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, menangis tatkala melihat rumahya rata dengan tanah. Di Tenda Kesehatan Posko Induk Kecamatan Sembalun, sedikitnya ada 20 warga luka-luka dirawat. Seluruhnya adalah perempuan, lansia dan anak-anak. Korban luka berat telah dirujuk ke Rumah Sakit Daerah Selong.

"Ibu yang sabar dan tawakal ya. Allah sedang memberikan ujian bagi kita semua," tutur Menteri Sosial Idrus Marham saat melakukan kunjungan di lokasi, Senin (30/7).

1. Pemerintah menyalurkan bantuan sosial hingga trauma healing

Kisah Haru Bu Hendi Korban Gempa Lombok, Anaknya Sempat TertimbunDok.IDN Times/Istimewa

Perempuan berkerudung hijau itu menitikkan air mata, demikian halnya pengungsi lain. Sejenak suasana hening. Idrus kemudian duduk di samping tempat tidur sambil menenangkan tangis sang ibu.

"Kepada semua yang ada di sini, saya ingin menyampaikan bahwa sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo seluruh masyarakat yang terkena dampak bencana ini harus segera ditolong, beliau menegaskan negara harus hadir. Pemerintah akan bertanggung jawab untuk segera memenuhi kebutuhan masyarakat. Bagi yang luka diberi bantuan dan pengobatan ditanggung pemerintah, yang meninggal diberikan santunan kepada ahli waris," kata Idrus.

Selain bantuan langsung, kata Idrus, pemerintah juga memberikan layanan dukungan psikososial (LDP). LDP bagi anak-anak dilakukan dengan bermain, menceritakan dongeng, menyanyikan lagu-lagu, dan berbagai kegiatan kesenian lainnya. Sedangkan untuk orang dewasa trauma healing yang dilakukan berupa konseling. Harapannya, para korban bencana mampu melupakan kejadian gempa tersebut.

"Selain trauma healing, hal paling penting lainnya adalah mitigasi, pelatihan dan persiapan untuk korban bencana sebelum bencana terjadi," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Janjikan Bantuan Rp50 juta untuk Korban Gempa NTB

2. Satu warga Malaysia meninggal tertimpa bangunan

Kisah Haru Bu Hendi Korban Gempa Lombok, Anaknya Sempat TertimbunDok.IDN Times/Istimewa

Sementara itu, Ibu Hendi (42) yang tinggal di tenda kesehatan posko induk Kecamatan Sembalun mengaku tak menyangka gempa merobohkan seluruh bangunan rumahnya. Sambil mengusap air mata dengan ujung jilbabnya, mantan TKI ini berkisah tentang kejadian gempa di Minggu pagi itu.

"Saya sedang bersiap memasak, di rumah sedang ada 18 tamu dari Malaysia. Mereka baru menyelesaikan pendakian Rinjani. Saat gempa terjadi, semua berhamburan keluar. Tapi satu orang tamu tertinggal karena dia masih tidur," tuturnya terbata-bata.

Di tengah kepanikan semua orang, Ibu Hendi mendengar suara anak perempuannya memanggil dari balik reruntuhan bangunan rumah. Ia pun bergegas mencari asal suara dan menemukan anak bungsu dari dua bersaudara itu kakinya tertimbun tembok dan atap yang roboh.

"Setelah anak saya selamat kami mencari satu orang tamu yang juga tertimbun, namun ternyata saat ditemukan sudah meninggal dunia," kata dia. 

3. Warga mengalami trauma mendalam

Kisah Haru Bu Hendi Korban Gempa Lombok, Anaknya Sempat TertimbunDok.IDN Times/Istimewa

Anggota Tagana Lombok Timur Tahraini mengungkapkan warga merasakan trauma mendalam sejak gempa pertama kali mengguncang pada Mingg (29/7) pagi pukul 06.47 WITA. Gempa berkekuatan 6,4 SR itu berkedalaman 10 km terus diikuti gempa susulan hingga berpuluh-puluh kali.

"Saya tak bisa lagi menghitung berapa kali gempa terjadi dan berapa kali kami harus berlarian ke jalan raya. Frekuensinya sangat sering hingga warga tak ada yang berani tidur di dalam ruangan pada Minggu malam," katanya.

Eni, demikian ia biasa disapa, menuturkan warga tidur di tenda-tenda yang mereka dirikan dengan terpal secara swadaya. Tenda mereka dirikan di depan rumah dan tak jauh dari tenda, sementara sepeda motor warga terparkir rapi.

Sepanjang jalan yang membentang antara Kecamatan Sembalun hingga Kecamatan Sambelia, warga mendirikan tenda yang dihuni beberapa keluarga. Penghuni tenda diprioritaskan pada anak-anak, para ibu dan lansia. Sementara para laki-laki berjaga tak jauh dari kendaraan yang mereka parkir.

"Sebagian mengungsi ke tenda Kemensos, tapi biasanya hanya sebentar untuk mengambil makanan. Lalu mereka kembali bertahan di dekat rumah karena mereka tidak mau meninggalkan harta benda atau karena mereka memiliki hewan ternak," katanya

Seperti diketahui pada Minggu (29/7) telah terjadi bencana gempa bumi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya 28 km barat laut Lombook Timur, NTB. Gempa berkekuatan 6,4 SR dengan kedalaman 10 km. Gempa terjadi pukul 06.47 WITA. Gempa tidak berpotensi tsunami.

Wilayah terdampak gempa bumi antara lain Kabupaten Lombok Utara, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Lombok Barat. 

Baca juga: Gempa NTB: BNPB Bantah Warga Malaysia Tewas di Gunung Rinjani

Topik:

  • Sugeng Wahyudi

Berita Terkini Lainnya