Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Indonesia Dapat Perhatian Dunia Usai Berhasil Tangkap "Panglima" Pasukan Teroris Santoso

AFP via todayonline.com
AFP via todayonline.com

Figur senior kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Muhammad Basri berhasil ditangkap oleh Satgas Operasi Tinombala Kepolisian Republik Indonesia pada Rabu (14/9). Anak buah gembong teroris Santoso ini ditangkap usai baku tembak di Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah.

Seperti dikutip dari Liputan6, menurut Tito, Basri merupakan buronan yang paling dicari dari kelompok MIT. Basri juga dikenal sebagai yang paling disegani dalam kelompok tersebut. Maka, prioritas Satgas Tinombala adalah menangkap Basri dalam keadaan hidup. Langkah itu berhasil dilakukan dengan Basri yang masih hidup saat dibawa ke kota Poso. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan kalau MIT semakin lemah.

MIT lemah akibat Santoso tewas.

Pada Juli 2016, pemimpin MIT juga terlibat baku tembak dengan Satgas Tinombala, tapi akhirnya meninggal usai menerima sejumlah tembakan. Tito mengatakan sepeninggalan Santoso, Basri otomatis jadi buruan nomer satu. Bagi Kepolisian, Basri juga sangat berbahaya, tidak jauh berbeda dari Santoso.

Tidak heran ketika Santoso dipastikan meninggal, Basri otomatis 'naik pangkat'. Namun, sepeninggalan Santoso, MIT sendiri tidak stabil dan melemah. Dikabarkan pasukannya pun sudah semakin berpencar karena tidak stabil. Maka dari itu, semakin mudah untuk melumpuhkan anggota MIT satu per satu.

Berhasil ditangkapnya Basri ternyata menjadi perhatian media luar. Penangkapan Basri dalam jarang tiga bulan dari meninggalnya Santoso dianggap sebagai prestasi yang baik. Bahkan mereka melabel Basri sebagai 'orang penting' dalam MIT dan Indonesia berhasil menaklukkannya.

Indonesia berhasil tangkap 'panglima' MIT.

Wall Street Jurnal (WSJ) memberitakan hal serupa terkait tertangkapnya Basri di Poso. Namun, WSJ sendiri menyoroti kerajinan dan kegigihan para Satgas Tinombala yang mencari keberadaan Basri. Sebanyak 2.500 anggota pasukan yang berjaga di sekitar kawasan perhutanan Poso. Lokasi-lokasi yang dijangkau pun merupakan tempat persembunyian kelompok MIT.

Basri juga dianggap sebagai sosok penting dalam MIT. Usai meninggalnya Santoso, Basri diyakini menjadi ketua baru MIT. Selama ini, Basri juga dipercaya menjabat sebagai 'panglima' MIT atau wakil Santoso selama bersembunyi dan mengembangkan kelompok di Poso.

Selain itu, dilansir Today Online kematian Santoso dan tertangkapnya Basri merupakan 'kemenangan' besar bagi kepolisian dan tentara Indonesia. Kelompok MIT juga dianggap menjadi yang paling bertanggungjawab dalam berbagai serangan dengan pasukan militer dan kepolisian Indonesia.

Terdapat salah satu anggota MIT lainnya yang tertembak di bagian kepala dan meninggal dunia. Nama anggota tersebut adalah Andika Eka Putra. Sampai berita ini diturunkan, Basri dikabarkan sedang dalam masa transisi ke Jakarta untuk diinterogasi lebih lanjut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Erwanto Khusuma
EditorErwanto Khusuma
Follow Us