Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Kata Anies Baswedan soal Tarawih Tak Jadi di Monas

IDN Times/Kevin Handoko

Jakarta, IDN Times - Rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk melaksanakan salat tarawih di Monas sempat dikritik sejumlah ulama.

Salah satu kelompok ulama yang mengkritik ide tersebut adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Saat itu PBNU berpendapat jika seharusnya salat dilaksanakan di masjid karena dapat memakmurkan masjid dan bukan di tempat umum.

1. Pemprov DKI dengarkan saran para ulama

Mendengar kritikan dari berbagai ulama, Pemprov DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk memindahkan lokasi salat tarawih.

"Kita mendengar yang disampaikan para ulama, dan kita dalam urusan ibadah dalam urusan ibadah ya merujuk pada para ulama. Karena itu kemudian rencana salat tarawih akan tetap jalan di Masjid Istiqlal," ucap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (21/5).

2. Jarak, keamanan, dan banyaknya jemaah jadi faktor lain

Selain saran dari para ulama, Anies menyebutkan jika terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan Pemprov DKI jakarta memindahkan lokasi tarawih ke Istiqlal seperti jarak, keamanan, dan banyaknya jemaah.

"Kami sudah koordinasi dengan pengelola Istiqlal, karena jumlah jemaah mungkin banyak, posisinya mudah dijangkau karena itu masjid yang posisinya mudah dijangkau, di tengah dan faktor keamanan sehingga kamu putuskan untuk gunakan Istiqlal," ucapnya.

3. Salat tarawih akbar berlangsung pada 26 Mei

Di depan awak media, mantan menteri pendidikan itu juga menjelaskan jika salat tarawih akbar yang dipindahkan ke Istiqlal tersebut akan dilaksanakan pada 26 Mei 2018.

"Pada 26 Mei dan IsyaAllah salat tarawih dilaksanakan di Istiqlal," pungkasnya.

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aryodamar
EditorAryodamar
Follow Us