Irjen Akhmad Wiyagus, Kapolda Gorontalo dengan Harta Rp2,2 Miliar

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyoroti gaya hidup mewah polisi. Dalam arahannya di Istana pada Jumat (13/10/2022), Jokowi meminta agar para pejabat utama Polri termasuk kapolda dan kapolres untuk berhenti pamer harta.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), terdapat beberapa kapolda dengan harta miliaran. Salah satunya Kapolda Gorontalo Irjen Akhmad Wiyagus yang memiliki harta Rp2.204.308.551 (2,2 miliar).
1. Berikut rincian harta Irjen Akhmad Wiyagus

Berdasarkan situs e-LHKPN, Irjen Akhmad Wiyagus memiliki harta kekayaan mencapai Rp2,2 miliar.
Adapun rincian kekayaan itu bersumber dari tanah dan bangunan di Tangerang, Bandung, dan Jakarta Timur senilai Rp2.266.350.000. Kemudian dua kendaraan bermotor senilai 14.500.000.
Harta bergerak lainnya Rp60.000.000 serta kas dan setara kas Rp421.458.551. Adapun utang senilai Rp425.000.000.
2. Jokowi soroti hidup mewah kapolda

Jokowi mengimbau kepada para pejabat tinggi Polri untuk memiliki kepekaan mengenai kondisi ekonomi yang terjadi saat ini. Terlebih ekonomi global saat ini sedang dilanda krisis pascapandemik COVID-19.
"Ini yang semua kapolda, kapolres, pejabat utama semua harus tahu bahwa keadaan ini harus mengerti sehingga memiliki sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini, hati-hati!" kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2022).
"Oleh sebab itu, saya ingatkan masalah gaya hidup jangan sampai di situasi yang sulit, ada letupan sosial karena ada kecemburuan sosial ekonomi, sehingga saya ingatkan yang namanya kapolres, kapolda, pejabat utama, pejabat tinggi, ngerem total masalah gaya hidup," sambung dia.
3. Jokowi ingatkan anggota Polri supaya tidak gagah-gagahan

Jokowi lantas mengimbau supaya anggota Polri tidak memamerkan kemewahan supaya terlihat gagah di hadapan publik.
"Jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil atau motor gede yang bagus, hati-hati, saya ingatkan hati-hati!" ujar dia.
Di tengah teknologi informasi digital yang masif saat ini menyebabkan terjadinya perubahan interaksi sosial. Sehingga apapun yang dilakukan aparat kepolisian sangat mudah viral hingga jadi isu yang dikonsumsi masyarakat luas.
"Sosial media bisa mengabarkan bukan hanya TV, cetak, online, bahkan pribadi kita bisa menjadi surat kabar, media, yang setiap saat bisa memunculkan perilaku sehari-hari seperti apa. Meskipun sembunyi-sembunyi," ucap Jokowi.