Jaga Keamanan Mudik, Polda Banten Kerahkan 2.866 Personel

Merak, IDN Times - Polda Banten telah mengerahkan sebanyak 2.866 personel dalam Operasi Ketupat Kalimaya 2018. Hal itu untuk menciptakan kenyamanan bagi pemudik dari Pulau Jawa menuju Sumatera.
Kepala Biro Operasi Polda Banten Kombes Pol Hermansyah mengatakan, ribuan personel yang dikerahkan tersebut berasal dari jajaran Polda Banten. Khusus untuk Pelabuhan Merak, mulai dari gerbang tol Merak, ada sekitar 500 personel dari Polda Banten dan polres setempat yang berjaga di sejumlah pos pengamanan dan pengaturan.
“Kami betul-betul all out jangan sampai kenyamanan pemudik terusik. Kami ingin mereka gembira sampai tempat tujuan,” ungkapnya di Pelabuhan Merak, Banten, Selasa (12/6).
1. Tempatkan personel Brimob tak berseragam

Demi mengantisipasi dan mendeteksi kemungkinan adanya pihak-pihak yang hendak mengganggu keamanan, Hermansyah menjelaskan, pihaknya menempatkan personel Brimob Polda Banten dan juga anggota kepolisian yag tidak berseragam.
“Di setiap kapal juga ditempatkan dua personel dari Polair untuk jaga rasa tenang dan aman di kapal,” kata Hermansyah.
2. Penciptaan keamanan sebelum Operasi Ketupat

Upaya menciptakan kenyamanan dan keamanan, menurut Hermansyah, digelar sejak sebelum digelarnya Operasi Ketupat Kalimaya 2018. Hal itu dilakukan melalui sejumlah rakor dengan instansi terkait untuk menyamakan persepsi dan cara tindak yang tepat.
Diketahui, jalur mudik menuju Sumatera melalui jalur darat dbagi menjadi dua wilayah hukum, yakni Tangerang Selatan dan Tangerang Kota yang masuk wilayah hukum Polda Metro Jaya. Sedangkan Tangerang Kabupaten sampai Cilegon masuk wilayah hukum Polda Banten.
Hermansyah menjelaskan, ada dua jalan yang digunakan para pemudik, yakni jalan tol Tangerang-Merak yang dikelola PT MMS.
“Untuk jalur tol itu, titik-titik macet tidak terlalu signifikan. Berdasarkan pengalaman selama ini, hanya dua titik. Yaitu, Pintu Tol Cikupa yang sudah diperbanyak sampai tujuh pintu dan di pintu keluar, yaitu Pintu Tol Merak. Jika setiap hari hanya tiga loket, khusus Lebaran dibuka empat loket. Itu pun bisa ditambah menjadi tujuh. Tergantung situasi. Kalau macet cukup panjang PT MMS yang membukanya,” tuturnya.
3. Deteksi titik macet karena pasar tumpah

Untuk jalur arteri non tol, Hermansyah mengatakan, ada beberapa titik macet. Khususnya, akibat adanya pasar tumpah yang acap kali terjadi pada arus mudik.
“Tapi untuk mengantisipasi, sudah ditempatkan anggota Lalu Lintas dan polres berseragam. Selain itu digunakan pula peralatan tolo-tolo untuk batasi pedagang yang menggunakan bahu jalan, dan parkir yang mengganggu lalin. Ini upaya untuk memperlancar lalu lintas di dua jalur yang ada,” katanya.
Sedangkan untuk kawasan Merak, Hermansyah menuturkan, melalui kerja sama dengan ASDP, titik pertemuan yang krusial telah dikelola. Dengan demikian, pusat kemacetan yang parah di persimpangan di depan kantor KSKP, pintu masuk pelabuhan, rel KA, dan putaran tidak lagi terjadi.
“Beberapa tahun yang lalu, macet karena sepeda motor masuk lewat situ. Itulah sebabnya, kami mencari cara supaya roda dua tidak ketemu bis dan truk. Yakni, sepeda motor tidak masuk loket biasa, tapi belok ke terminal TTM dan ke Dermaga 6,” ujarnya.
Lebih dari itu, Hermansyah mengungkapkan, tahun lalu pemusatan kendaraan roda dua ke Dermaga 6 tidak efektif karena masa tunggu lama sekali. Hal itu menimbulkan emosi pengendara roda dua.
“Tapi tahun ini jauh lebih pendek. Mereka tidak menunggu terlalu panjang, paling lama 1 jam, karena Polri berkoordinasi dengan ASDP dan memberlakukan strategi baru, yakni setelah dikumpulkan, pengendara motor disekat di Dermaga 6, kemudian dibagi ke dermaga-dermaga yang ada," jelasnya.