- TOD Dukuh Atas: Kawasan pertama yang dikembangan sebagai TOD, meliputi Taman Kudus, JPM Dukuh Atas, dan Sentra Kuliner Dukuh Atas yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti saran pedestrian, saran pesepeda, ruang publik, dan ruang terbuka hijau (RTH).
- TOD Blok M-Sisingamangaraja: Mengusung tema Green Creative Hub, kawasan TOD ini menghubungkan stasiun MRT Blok M BCA dan MRT ASEAN dengan beberapa taman kota dan wisata kuliner kekinian.
- TOD Istora Senayan: Menghubungkan stasiun MRT Istora Mandiri dengan Menara Mandiri yang dirancang ramah disabilitas, dilengkapi dengan pertokoan, serta dekat dengan pusat kegiatan olahraga dan tempat perbelanjaan.
- TOD Fatmawati: Kawasan ini dekat dengan pengembangan Hunian Terjangkau, pusat kegiatan, layanan publik, dan transportasi umum. TOD Fatmawati juga dikelilingi Taman Ayodya Barito, mal, dan Pasar Santa.
- TOD Lebak Bulus: TOD ini memiliki jembatan layang dan Simpang Temu yang menghubungkan MRT Lebak Bulus dengan pusat perbelanjaan, area parkir, retail, hunian, dan Taman Tabebuya.
Keren, Jakarta Hadirkan Kawasan TOD dan Jembatan Donat Raksasa!

- Jakarta kini gencar mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD) sebagai langkah menuju tata kota yang lebih modern dan terintegrasi.
- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT MRT Jakarta tengah membangun kawasan TOD berkonsep cincin donat di Dukuh Atas untuk manjakan pejalan kaki.
- Konsep TOD Dukuh Atas proyek jembatan donat ini meniru jembatan pejalan kaki lingkaran di Kota Yokohama, Jepang, yang dinamakan Shinkou Circle-Walk.
Hidup di Jakarta identik dengan kemacetan, transportasi yang padat, dan jarak tempuh yang kerap menguras waktu serta tenaga. Di tengah ritme kota yang serba cepat, masyarakat urban pun mulai mencari cara hidup yang lebih efisien dan nyaman.
Menjawab kebutuhan itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini gencar mengembangkan kawasan Transit Oriented Development (TOD) sebagai langkah menuju tata kota yang lebih modern dan terintegrasi.
TOD sendiri merupakan konsep pembangunan kota yang mengintegrasikan transportasi publik dengan area hunian, perkantoran, dan ruang komersial. Cukup jalan kaki atau naik transportasi umum, semua kebutuhan bisa dijangkau dengan cepat dan nyaman. Kalau dulu naik transportasi umum sering dianggap ribet, sekarang justru bisa jadi gaya hidup urban yang efisien banget.
Yuk, kenalan lebih dekat sama konsep TOD yang yang mulai mengubah wajah Jakarta!
1. Jakarta sudah punya lima kawasan TOD

Saat ini, sudah ada lima kawasan TOD di Jakarta yaitu:
Ke depan, konsep serupa juga bakal dikembangkan di titik-titik lain di sepanjang jalur MRT, LRT, hingga KRL, supaya mobilitas warga makin mudah dan nyaman. Perlahan tapi pasti, wajah Jakarta mulai berubah, guys. So exciting!
2. Manjakan pejalan kaki dengan jembatan donat raksasa

Selain itu, Pemprov DKI Jakarta bersama PT MRT Jakarta (Perseroda) juga tengah membangun kawasan TOD berkonsep cincin donat di Dukuh Atas. Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menargetkan proyek ini selesai 2026. Ia menilai, manfaat jembatan berbentuk cincin donat struktur melingkar ini membuat warga tidak akan kehujanan saat berpindah antar moda transportasi di kawasan tersebut.
"Itu pasti manfaatnya besar sekali sehingga orang tidak perlu kehujanan atau keluar dahulu kemudian baru masuk, tetapi menggunakan cincin donat tadi untuk bisa pergi ke mana aja, apakah mau ke kereta bandara ataukah pulang naik KRL dan sebagainya," kata Pramono di Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin (13/10/2025).
Sebelumnya, Pramono sempat melakukan pertemuan dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi guna membahas percepatan sejumlah proyek infrastruktur transportasi di Jakarta pada Senin (29/9). Di antaranya pembangunan TOD Dukuh Atas dan peningkatan konektivitas stasiun kereta.
TOD Dukuh Atas ini nantinya akan menghubungkan empat moda transportasi yakni LRT, MRT, KRL, dan Kereta Bandara. Menurut Gubernur Pramono, upaya ini akan membuat konektivitas transportasi di Jakarta semakin baik.
“Sangat baik dan sangat konstruktif pertemuan kami dan harapan kami bahwa TOD, kemudian juga Stasiun Karet, Sudirman, itu dalam waktu cepat bisa kami realisasikan,” tandas Dudy.
3. Meniru desain jembatan di Yokohama

Sementara itu, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menjelaskan bahwa konsep TOD Dukuh Atas proyek jembatan donat ini meniru jembatan pejalan kaki lingkaran di Kota Yokohama, Jepang, yang dinamakan Shinkou Circle-Walk.
"Kita lakukan pada saat itu benchmarking ke Yokohama. Yang bentuknya adalah donut bridge," tutur dia.
Nantinya, jembatan cincin itu akan dibangun untuk menghubungkan empat kuadran di kawasan Dukuh atas, yakni landmark Sudirman, Transport Hub, BNI City, dan UOB. Dengan menghubungkan empat bangunan itu, maka kemacetan akan berkurang drastis.
“Jadi, kita lakukan itu untuk bisa menghubungkan empat kuadran, sehingga ini bisa memecah kemacetan yang ada di Dukuh Atas. Traffic yang kita perkirakan itu sekitar 70 ribu rider, 70 ribu mobilitas yang ada di situ setiap hari,” ujarnya.
Di tengah rencana besar itu, setiap hari ribuan warga lebih dulu merasakan denyut mobilitas kawasan Dukuh Atas. Salah satunya Fajar Andita Putra (38), karyawan swasta yang setiap pagi berangkat dari rumahnya di Pondok Gede, Bekasi menuju kantornya di kawasan SCBD dengan LRT Jabodebek dan MRT Jakarta.
“Kalau cuaca bagus sih enak, tapi kalau hujan ya repot. Jarak dari MRT ke LRT lumayan jauh, kalau maksa jalan bisa basah kuyup,” ucapnya.
Bagi Fajar, transportasi publik sudah menjadi pilihan utama karena lebih efisien dibanding kendaraan pribadi. Namun, ketika cuaca tak bersahabat, perjalanan pulang bisa berubah jadi perjuangan kecil. Rencana pembangunan TOD Dukuh Atas memberi harapan besar baginya.
“Kalau nanti sudah jadi, gak perlu nunggu hujan lagi. Tinggal jalan aja dari MRT ke LRT, gak kehujanan dan lebih aman. Itu bakal bantu banget buat orang kayak saya,” ujarnya. (WEB)