PPP Kecam Trans7, Anggap Lecehkan Kiai dan Pesantren

- Menghormati kiai bagian pendidikan moral dan akhlak
- Banyak pesantren dan kiai disebut hidup sederhana
Jakarta, IDN Times - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amri M Ali, mengecam Trans7 yang dianggap menghina pesantren dan kiai. Hal itu menyusul munculnya tayangan video dalam program Xpose Uncensored, yang tayang pada 13 Oktober 2025.
Dalam tayangan tersebut, Trans7 menampilkan beberapa potongan video, di antaranya video yang memperlihatkan para santri dan jemaah menyalami seorang kiai yang duduk, serta potongan video lain yang memperlihatkan seorang kiai turun dari mobil. Narasi dalam video itu menyebutkan bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberi amplop kepada kiai.
“Dalam pandangan santri, ilmu memiliki derajat yang tinggi. Namun, pemberi ilmu, yakni guru dan kiai, memiliki kedudukan yang lebih tinggi lagi karena dari merekalah ilmu itu bersumber,” ujar Amri dalam keterangannya, dikutip Kamis (16/10/2025).
1. Menghormati kiai bagian pendidikan moral dan akhlak

Menurut dia, menghormati kiai yang merupakan guru di pesantren merupakan bagian pendidikan moral dan akhlak. Amri mengatakan, sistem pendidikan seperti itu membentuk peserta didik tidak hanya pandai dari sisi intelektual, tapi juga moral.
“Banyak kiai dan guru pondok yang mengajar tanpa pamrih, bahkan tanpa menerima upah yang layak. Mereka menjalani tugas mengajar sebagai bentuk pengabdian kepada Allah,” kata dia.
2. Banyak pesantren dan kiai disebut hidup sederhana

Amri mengatakan, banyak kehidupan kiai dan pesantren yang berjalan sederhana.
“Saya berharap semua pihak bisa lebih menghargai peran pesantren, guru, dan kiai dalam membentuk generasi bangsa yang berilmu dan berakhlak. Jangan ada lagi pemberitaan yang mendiskreditkan atau melecehkan mereka,” kata dia.
3. Trans7 minta maaf

Trans7 pun menyampaikan surat permintaan maaf yang ditujukan kepada HM. Adibussholeh, perwakilan Pondok Pesantren (PP) Putri Hidayatul Mubtadiaat JI. KH. Abdul Karim RT 02/RW 01 Desa Lirboyo, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.
Surat tersebut ditandatangani Kepala Departemen Programming, Renny Andhita dan Direktur Produksi PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh, Andi Chairil.
Berikut isi surat dari Trans7:
1. Kami dari TRANS7 dengan segala kerendahan hati menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada segenap kiai dan keluarga, para pengasuh, santri, serta alumni Oondok Pesantren Lirboyo, khususnya di bawah naungan PP. Putri Hidayatul Mubtadiaat.
2. Kami menyadari bahwa tayangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi keluarga besar pesantren. Hal ini menjadi pembelajaran berharga bagi kami di TRANS7 agar tidak lagi menayangkan pemberitaan yang berkaitan dengan ulama, kiai, dan kehidupan pesantren, khususnya yang berkaitan dengan Pondok Pesantren Lirboyo dalam program yang tidak relevan.
3. Kami juga berkomitmen untuk menghadirkan tayangan yang menampilkan nilai-nilai positif dan keteladanan kehidupan pesantren di Indonesia, khususnya berkaitan dengan Pesantren Lirboyo.