9 Negara Asia Tenggara Paling Gemar Membaca, Indonesia Urutan Berapa?

- Singapura berada di urutan pertama dengan rata-rata membaca 6,72 buku per tahun dan 155 jam membaca dalam setahun.
- Thailand menempati posisi kedua dengan 6,37 buku per tahun dan 149 jam membaca.
- Indonesia ada di posisi ketiga dengan rata-rata 5,91 buku per tahun dan 129 jam membaca.
Kebiasaan membaca masih jadi salah satu indikator penting dalam menilai seberapa tinggi minat literasi suatu bangsa. Meski dunia semakin dikuasai media digital, nyatanya banyak orang di Asia Tenggara masih setia meluangkan waktu untuk membaca buku. Aktivitas ini bukan cuma hiburan, tapi juga cara untuk memperluas wawasan, melatih otak, bahkan membangun kebiasaan berpikir kritis.
Data terbaru 2024 menunjukkan ada perbedaan cukup mencolok antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara dalam hal jumlah buku yang dibaca maupun waktu yang dihabiskan untuk membaca. Dari sembilan negara, ada yang rata-rata warganya membaca lebih dari enam buku setahun, ada juga yang masih di bawah tiga buku.
Nah, kira-kira Indonesia ada di posisi berapa? Yuk, kita lihat daftar lengkapnya!
1. Singapura

Singapura berada di urutan pertama dengan rata-rata membaca 6,72 buku per tahun dan 155 jam membaca dalam setahun. Kebiasaan ini sejalan dengan budaya mereka yang menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan diri. Gak heran kalau masyarakatnya sangat disiplin meluangkan waktu untuk membaca, meski kehidupan di sana terbilang sibuk.
2. Thailand

Thailand menempati posisi kedua dengan 6,37 buku per tahun dan 149 jam membaca. Bagi orang Thailand, membaca gak hanya kegiatan belajar, tapi juga hiburan. Dengan budaya literasi yang terus tumbuh, membaca jadi cara untuk memperkaya pengetahuan sekaligus menjaga tradisi sastra yang mereka miliki.
3. Indonesia

Indonesia ada di posisi ketiga dengan rata-rata 5,91 buku per tahun dan 129 jam membaca. Angka ini menunjukkan peningkatan minat literasi di kalangan masyarakat, terutama anak muda. Banyaknya komunitas buku, festival literasi, serta perkembangan platform digital ikut mendorong semangat membaca di Indonesia.
4. Filipina

Filipina berada di urutan keempat dengan rata-rata 5,59 buku setahun dan 123 jam membaca. Meskipun perkembangan media digital cukup pesat, masyarakat Filipina tetap menunjukkan kecintaan pada literatur. Buku di sana masih dianggap penting untuk memperkuat identitas budaya sekaligus media pembelajaran.
5. Vietnam

Vietnam menempati posisi kelima dengan 5,54 buku per tahun dan 123 jam membaca. Kecintaan masyarakat Vietnam pada literasi punya akar dari tradisi panjang mereka dalam bidang pendidikan. Buku dianggap sebagai warisan budaya yang berharga dan tetap dijaga meski dunia sudah serba digital.
6. Malaysia

Malaysia berada di posisi keenam dengan rata-rata 5,49 buku per tahun dan 122 jam membaca. Budaya membaca di Malaysia cukup variatif, mulai dari buku pelajaran, novel, sampai buku motivasi. Banyaknya event pameran buku di negara ini juga ikut memperkuat minat literasi warganya.
7. Kamboja

Kamboja menempati posisi ketujuh dengan 3,52 buku per tahun dan 78 jam membaca. Walaupun masih tergolong rendah dibandingkan negara tetangga, semangat membaca di Kamboja mulai bangkit seiring dengan dukungan pemerintah pada sektor pendidikan. Perpustakaan umum dan sekolah jadi kunci penting dalam mendorong kebiasaan membaca.
8. Myanmar

Myanmar berada di urutan kedelapan dengan rata-rata 3,28 buku setahun dan 74 jam membaca. Tantangan utama di negara ini adalah akses terhadap buku yang masih terbatas. Namun, generasi muda di Myanmar mulai menunjukkan ketertarikan pada literasi sebagai sarana untuk membuka peluang baru.
9. Brunei

Brunei ada di posisi kesembilan dengan 2,59 buku per tahun dan 60 jam membaca. Meskipun angka ini paling rendah di kawasan, literasi tetap menjadi perhatian di negara ini. Dengan dukungan pendidikan modern, ada potensi besar untuk meningkatkan kebiasaan membaca di masa depan.
Dari daftar ini bisa dilihat bahwa Singapura masih jadi negara dengan budaya membaca paling tinggi di Asia Tenggara, sementara Indonesia berhasil masuk tiga besar. Artinya, semangat literasi masyarakat kita mulai meningkat walau masih ada ruang besar untuk berkembang.
Membaca bukan hanya soal menambah pengetahuan, tapi juga membentuk cara berpikir yang lebih kritis dan kreatif. Jadi, sudahkah kamu menyiapkan buku apa yang ingin dibaca bulan ini?