Jelang Muktamar X PPP, Mardiono Didorong Jadi Ketua Umum

- Mardiono didorong jadi Ketua Umum PPP karena gaya kepemimpinannya yang akomodatif dan tidak otoriter.
- Internal PPP dianggap stabil berkat kepemimpinan Mardiono, meski partai tersebut tidak masuk parlemen.
- PPP harus fokus masuk parlemen pada 2029 setelah berhasil meningkatkan suara pada Pemilu 2024.
Jakarta, IDN Times – Mesin partai mulai panas jelang Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ajang lima tahunan ini menjadi magnet politik tersendiri, tak hanya bagi kader, tetapi juga bagi simpatisan PPP.
Sinyal kuat dukungan terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono, juga mulai bermunculan. Mardiono dianggap bisa menahkodai partai dalam situasi sulit.
"Saya melihat gaya kepemimpinan Pak Mar (panggilan akrab Mardiono) adalah gaya kepemimpinan akomodatif, bahkan jauh dari gaya kepemimpinan yang otoriter. Hal ini terlihat dengan seringnya Pak Mardiono mengunjungi kader dan pengurus partai ke tingkat cabang, bahkan sampai ke tingkat anak cabang," ujar Ketua DPP PPP, Hilman Ismail Metareum, dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).
Muktamar PPP disebut akan diselenggarakan pada akhir September 2025.
1. Alasan Mardiono didorong jadi Ketua Umum PPP

Menurut Hilman, Mardiono merupakan figur pemimpin yang tidak menjaga jarak dengan kader. Sikap ini menurutnya menjadi kekuatan utama dalam menjaga kekompakkan internal partai.
"Pak Mar tidak pernah menjaga jarak kepada siapapun dan bahkan senantiasa menyapa kader yang berasal dari mana saja tanpa melihat jabatan di partai," kata dia.
Sejak ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum, Mardiono disebut langsung tancap gas melakukan konsolidasi nasional. Tak hanya di pusat, ia juga aktif turun ke wilayah dan cabang untuk memastikan kerja partai berjalan optimal.
2. Internal PPP dianggap stabil

Meski hanya sebagai Plt Ketua Umum PPP, Mardiono dianggap bisa membuat stabil internal partai. Terlebih, saat ini partai berlambang Ka'bah itu tidak masuk parlemen.
"Kepemimpinan Muhamad Mardiono telah membawa stabilitas dan soliditas di tubuh partai, terutama dalam menghadapi dinamika politik yang kompleks," ucap Hilman.
3. PPP harus fokus masuk parlemen pada 2029

Secara nasional, total suara PPP menembus lebih dari 8 juta pada Pemilu 2024, meski gagal menembus parlemen. Ada sejumlah kenaikan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Namun, perolehan suara tersebut belum cukup meloloskan PPP ke Senayan akibat tersandung parliamentary threshold.
Meski begitu, capaian tersebut dianggap tetap menjadi modal penting untuk Pemilu 2029.
"Peningkatan ini tidak lepas dari strategi yang efektif dalam mengelola dan mengonsolidasikan struktur partai dari tingkat pusat hingga daerah. Mardiono dinilai berhasil menjaga PPP tetap solid dan fokus pada tujuan utama, yaitu kembali menjadi kekuatan politik yang dominan," ujar dia.